TEMPO.CO, Jakarta - Kamboja pada Kamis, 15 April 2021, memutuskan untuk memberlakukan lockdown pada Ibu Kota Phnom Penh demi menghindari kenaikan kasus-kasus positif Covid-19 di negara itu. Kamboja sejauh ini bisa mengendalikan infeksi virus corona di negara itu.
Status lockdown diumumkan oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Rabu malam, 14 April 2021. Dengan aturan ini, maka masyarakat tidak boleh keluar rumah kecuali untuk bekerja, membeli sembako dan berobat.
Ek Chan, 64 tahun, memasang orang-orangan sawah di depan rumah untuk 'mencegah' virus corona. Sumber: IVOX NEWS/reuters.com
Pada Kamis kemarin, tampak aparat kepolisian di sejumlah pos pemeriksaan di Phnom Penh memeriksa pengendara motor. Mereka diminta memperlihatkan kartu identitas sebelum diizinkan melintasi wilayah Phnom Penh.
Dalam sebuah pesan, Perdana Menteri Hun Sen memperingatkan Kamboja berada diambang lembah kematian sehingga masyarakat di desak untuk mau bekerja sama untuk menghindari bencana.
“Tujuan dari Lockdown ini adalah untuk menghentikan penyebaran virus corona dan menghentikan kematian atau penderitaan masyarakat,” kata Hun Sen.
Kasus positif Covid-19 di Kamboja masih terbilang sedikit. Di negara itu, tercatat ada 4.874 kasus positif Covid-19 dan dari jumlah itu, sebanyak 36 pasien berakhir dengan kematian.
Baca juga: Angkor Wat Kamboja Tutup 2 Pekan untuk Menekan Kasus Covid-19
Sumber: Reuters