TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memberikan suntikan ketiga vaksin Covid-19 dalam jangka waktu sembilan sampai 12 bulan sebagai dosis penguat, kata pejabat Gedung Putih pada Kamis.
Sementara durasi kekebalan setelah vaksinasi masih dipelajari, vaksin penguat mungkin diperlukan, kata David Kessler, kepala sains untuk gugus tugas tanggapan Covid-19 pemerintahan Joe Biden pada pertemuan komite kongres, dikutip dari reuters, 16 April 2021.
"Rencananya mereka yang lebih rentan harus didahulukan," katanya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pfizer Inc Albert Bourla mengatakan orang-orang 'kemungkinan' akan membutuhkan dosis penguat ketiga dari vaksin Covid-19 dalam 12 bulan dan mungkin perlu suntikan tahunan, CNBC melaporkan mengutip komentarnya dari 1 April, yang dipublikasikan pada Kamis.
Data di lapangan menunjukkan vaksin Pfizer efektif melawan varian virus corona yang mengkhawatirkan yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan, yang disebut B.1.351, kata Bourla selama acara CVS Health Live yang diunggah ke Facebook, pada Kamis.
"Perlindungan menurun seiring waktu tetapi masih dalam enam bulan ini masih sangat, sangat tinggi," katanya, dikutip dari CNN.
"Jika Anda bertanya kepada saya, saya pikir akan ada kebutuhan, berdasarkan data ini, untuk vaksinasi ulang," papar Bourla.
Perawat Sandra Lindsay menerima dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer di Long Island Jewish Medical Center di wilayah Queens di New York City, AS, 4 Januari 2021. REUTERS/Shannon Stapleton/Pool
Data awal itu menunjukkan vaksin Moderna dan Pfizer Inc/BioNTech SE mempertahankan sebagian besar keefektifannya setidaknya selama enam bulan, meskipun belum diketahui untuk berapa lama lagi.
Bahkan jika perlindungan itu bertahan jauh lebih lama dari enam bulan, para ahli mengatakan bahwa varian virus corona yang menyebar dengan cepat, menyebabkan perlunya suntikan penguat rutin yang mirip dengan suntikan flu tahunan.
Amerika Serikat juga melacak infeksi pada orang yang telah divaksinasi penuh, kata Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan kepada sidang subkomite DPR AS.
Dari 77 juta orang yang divaksinasi di Amerika Serikat, ada 5.800 infeksi seperti itu, kata Walensky, termasuk 396 orang yang membutuhkan rawat inap dan 74 orang yang meninggal.
Walensky mengatakan beberapa dari infeksi ini terjadi karena orang yang divaksinasi tidak meningkatkan respons imun yang kuat. Tetapi kekhawatirannya adalah bahwa dalam beberapa kasus, hal itu terjadi pada orang yang terinfeksi oleh varian Covid-19 yang lebih menular.
Awal bulan ini, Pfizer dan mitranya BioNTech mengatakan vaksin Covid-19 mereka sekitar 91% efektif dalam mencegah Covid-19, mengutip data uji coba terbaru yang mencakup lebih dari 12.000 orang yang diinokulasi penuh selama setidaknya enam bulan.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Sukses, Israel Izinkan Warganya Lepas Masker di Luar Ruangan