TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Korea Utara Alexander Matsegora mengungkap kondisi Korea Utara di tengah pandemi Covid-19. Kehidupan masyarakat di negara itu di akuinya cukup sulit, tetapi belum ada kelaparan dan pengiriman barang lintas perbatasan mungkin bisa segera dilakukan.
Ucapan Matsegora itu disampaikan sepekan setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan negaranya menghadapi sebuah situasi yang sangat buruk. Kim mendorong para pejabat di partai berkuasa di negara itu agar bekerja seperti biasa dan melakukan pengorbanan dalam ‘Maret yang sulit’. Kim membandingkan kondisi Korea Utara saat ini dengan krisis ekonomi pada periode 1990-an, di mana sampai terjadi kelaparan dan bencana alam.
Pernyataan Matsegora adalah satu dari beberapa perwakilan negara asing yang bingung dengan ucapan Kim mengenai ‘kondisi saat ini’ yang dibandingkan dengan periode 1990-an tersebut.
“Bersyukur, ini masih jauh dari ‘Maret yang sulit’ dan saya berharap Korea Utara tidak sampai pada periode itu. Yang paling penting itu, tidak ada kelaparan saat ini di negara itu,” kata Duta Besar Matsegora, Rabu 14 April 2021.
Korea Utara mengalami kesalahan manajemen, dijatuhi sanksi-sanksi, terkena musibah banjir dan memutuskan mengunci wilayah perbatasannya sehingga membuat perekonomian negara itu terseok-seok. PBB memperingatkan Korea Utara bakal menghadapi bencana kelaparan dan bencana kemanusiaan lainnya.
Menurut Matsegora, barang-barang impor di Korea Utara sudah hilang dari peredaran, di rak-rak toko sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, sebagian besar produk-produk dalam negeri masih tersedia di pasar dan kenaikan harga masih tidak terlalu signifikan.
Beberapa diplomat asing dibatasi ruang geraknya selama mereka berada di Korea Utara sehingga belum bisa dikonfirmasi apakah ucapan Matsegora itu (tidak ada kelaparan) juga berlaku di wilayah lain di luar Ibu Kota Pyongyang yang relatif lebih makmur.
Dalam setahun terakhir, perdagangan di Korea Utara dibatasi oleh sanksi-sanksi internasional karena Pyongyang berkeras melanjutkan program senjata nuklirnya. Hanya saja, saat ini program senjata nuklir Korea Utara melambat karena ditutupnya wilayah perbatasan demi mencegah terjadinya penyebaran wabah virus corona.
Baca juga: Waswas Virus Corona, Korea Utara Tak Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo
Sumber: Reuters