TEMPO.CO, - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, menggugat sipir penjara tempat ia ditahan karena tidak memberikan Al-Qur'an miliknya. Ia juga dilarang untuk membaca buku apa pun.
"Masalahnya adalah, mereka tidak memberikan Al-Qur'an saya dan itu membuat saya kesal," kata Navalny dikutip dari Al Araby, Rabu, 14 April 2021.
Menurut Navalny, mempelajari Al-Qur'an adalah salah satu caranya untuk memperbaiki diri selama berada di tahanan.
Ia mengatakan dia belum mendapatkan akses ke buku apa pun yang dia bawa atau pesan selama sebulan terakhir, karena semuanya perlu diinspeksi dari ekstremisme yang menurut para pejabat membutuhkan waktu tiga bulan.
"Jadi saya menulis satu petisi lagi ke kepala (penjara) dan mengajukan gugatan. Buku adalah segalanya bagi kami, dan jika saya harus menuntut hak saya untuk membaca, maka saya akan menggugat," ucap dia.
Navalny adalah oposisi pemerintah Rusia yang paling keras perlawanannya. Dia ditangkap pada Januari setelah kembali ke Moskow dari Jerman, tempat dia menghabiskan lima bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf. Dia menuduh pemerintah yang meracuninya.
Pengadilan memerintahkan Navalny pada Februari untuk menjalani hukuman 2,5 tahun penjara karena melanggar persyaratan masa percobaannya, termasuk ketika dia menjalani pemulihan di Jerman, dari hukuman penggelapan pada 2014. Navalny telah menolak hukuman itu karena dibuat-buat, dan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa menganggapnya sewenang-wenang dan tidak masuk akal.
Pihak berwenang Rusia memindahkan Alexei Navalny penjara Moskow ke penjara di Vladimir pada bulan lalu. Penjara di tempat ini dikenal memiliki pengamanan yang ketat dan perlakuan keras terhadap tahanan.
Baca juga: Alexei Navalny Ingin Mengaji Al Quran di Penjara Saat Ramadan
Sumber: AL ARABY