TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden berencana untuk menarik 2.500 pasukan AS yang tersisa dari Afganistan pada 11 September 2021, kata para pejabat AS pada Selasa.
Rencana penarikan pasukan AS bertepatan dengan 20 tahun setelah serangan al Qaeda yang memicu perang terlama Amerika Serikat.
Pengungkapan rencana itu terjadi pada hari yang sama ketika komunitas intelijen AS merilis prospek suram untuk Afganistan.
Laporan intelijen tahunan itu memperkirakan peluang kecil untuk kesepakatan damai tahun ini, dan memperingatkan pemerintaham Afganistan akan berjuang untuk menahan pemberontakan Taliban jika koalisi pimpinan AS menarik dukungan militer.
Keputusan Joe Biden akan melewati tenggat waktu penarikan pasukan AS pada 1 Mei yang disetujui dengan Taliban oleh pendahulunya, Donald Trump.
Para pemberontak mengancam akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan asing jika tenggat waktu itu dilewati. Tetapi Biden masih akan menetapkan tanggal penarikan jangka pendek, yang berpotensi meredakan kekhawatiran Taliban.
Joe Biden akan mengumumkan keputusannya secara terbuka pada hari Rabu, kata Gedung Putih, dikutip dari Reuters 14 April 2021.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan penarikan akan dimulai sebelum 1 Mei dan bisa selesai jauh sebelum batas waktu 11 September.
Secara signifikan, ini tidak akan tunduk pada kondisi lebih lanjut, termasuk keamanan atau hak asasi manusia.
"Presiden telah menilai bahwa pendekatan berbasis kondisi, yang telah menjadi pendekatan dalam dua dekade terakhir, adalah resep untuk tinggal di Afganistan selamanya," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Seorang Marinir AS (tengah) berbicara dengan tentara Tentara Nasional Afganistan (ANA) selama pelatihan di provinsi Helmand, Afganistan, 5 Juli 2017. [REUTERS / Omar Sobhani]
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin diperkirakan akan membahas keputusan tersebut dengan sekutu NATO di Brussel pada hari Rabu, kata sumber itu.
Keputusan Biden menunjukkan dia telah menyimpulkan bahwa kehadiran militer AS tidak akan lagi menentukan dalam mencapai perdamaian abadi di Afganistan, bertentangan dengan asumsi utama Pentagon yang telah lama mendukung penempatan pasukan Amerika di sana.
"Tidak ada solusi militer untuk masalah yang mengganggu Afganistan, dan kami akan memfokuskan upaya kami untuk mendukung proses perdamaian yang sedang berlangsung," kata pejabat senior pemerintah itu.
"Kabul terus menghadapi kemunduran di medan perang, dan Taliban yakin dapat mencapai kemenangan militer," kata laporan intelijen AS yang dikirim ke Kongres.
Seorang pejabat mengatakan kepada CNN, AS telah menyampaikan pesan tegas kepada Taliban bahwa serangan terhadap pasukan AS selama proses penarikan akan ditanggapi dengan pembalasan.
Presiden AS Donald Trump memberikan sambutan di hadapan tentara AS saat perayaan Thanksgiving di Bagram Air Base, Afganistan, 28 November 2019. Kunjungan Trump ini merupakan yang pertama kalinya sebagai presiden ke negara konflik tersebut. REUTERS/Tom Brenner
Para pejabat AS mengatakan ada sekitar 2.500 tentara di Afganistan. AS tidak berencana untuk mundur sepenuhnya, karena pejabat senior pemerintah mengatakan beberapa pasukan akan tetap berada di negara itu untuk memberikan keamanan diplomatik, meskipun jumlah pastinya belum diputuskan, menurut laporan CNN.
Masih belum jelas bagaimana langkah Biden akan berdampak pada KTT 10 hari yang direncanakan mulai 24 April tentang Afganistan di Istanbul, yang akan melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Qatar.
Taliban mengatakan mereka tidak akan ambil bagian dalam pertemuan itu sampai semua pasukan asing meninggalkan Afganistan.
Para pejabat AS juga menyalahkan Taliban karena gagal memenuhi komitmen untuk mengurangi kekerasan dan beberapa telah memperingatkan tentang hubungan Taliban yang terus-menerus dengan al Qaeda.
Hubungan itulah yang memicu intervensi militer AS pada 2001 menyusul serangan 11 September Al-Qaeda, ketika para pembajak menghantam pesawat ke World Trade Center di New York City dan Pentagon di luar Washington, menewaskan hampir 3.000 orang.
Pemerintahan Joe Biden mengatakan Al-Qaeda tidak menjadi ancaman bagi tanah air Amerika Serikat sekarang.
Baca juga: Taliban Minta AS Penuhi Janjinya Tarik Pasukan dari Afghanistan