TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Korea Selatan pada Selasa, 13 April 2021, akan mempertimbangkan penggunaan alat tes virus corona mandiri (self-test kits) walau pun hasil tes virus corona secara mandiri ini, dinilai akurasinya masih rendah. Wali Kota Seoul Oh Se-hoon, menyerukan pihak-pihak berwenang di Korea Selatan agar memberikan persetujuan.
Sebelumnya Pemerintah Korea Selatan ragu-ragu untuk mengizinkan penggunaan alat tes virus corona mandiri karena nilai akurasinya rendah ketimbang tes PCR dan rapid test lainnya yang sudah ada untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus corona atau tidak.
Baca juga: Wali Kota Diminta Bagi-bagi Masker, Jokowi: Jangan Cuma Himbau Pakai Masker
Seseorang menjalani tes virus corona (COVID-19) di lokasi pengujian virus corona yang didirikan di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 15 Desember 2020.[REUTERS / Kim Hong-Ji]
Alat tes virus corona mandiri ini, kemungkinan untuk memberikan hasil keliru (negatif) cukup, tinggi. Sebab cairan hidung bagian dalam bisa menentukan ketepatan hasil.
Akan tetapi, dalam beberapa pekan terakhir sejumlah pemerintah daerah di Korea Selatan dan ahli, menyoroti perlunya penggunaan alat tes virus corona mandiri (dilakukan sendiri) sebagai alat tambahan. Permintaan itu terkait tingginya kekhawatiran bakal ada gelombang keempat wabah virus corona.
Wali Kota Oh menyerukan agar Badan Pengawas Obat Korea Selatan menyetujui penggunaan alat tes virus corona mandiri untuk digunakan di rumah, restoran, toko-toko dan tempat beribadah. Sebab hasilnya bisa diperoleh dengan cepat dan mudah untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi virus corona.
“Ini menjadi sebuah beban untuk menjaga sistem anti-virus seperti sedia kala. Kita harus mencoba gagasan-gagasan baru dan mengubah cara berfikir kita. Saya mendesak Badan Pengawas Obat agar memberikan persetujuan penggunaan alat tes virus corona mandiri di kemudian hari,” kata Oh.
Menanggapi seruan itu, Badan Pengawas Obat Korea Selatan Kim Gang-lip, mengatakan alat itu mungkin menolong jika digunakan dalam kondisi tertentu. Hanya saja, aturan saat ini mengharuskan alat-alat tes virus corona harus menunjukkan akurasi sampai 90 persen.
Sumber: Reuters