TEMPO.CO, Jakarta - Toko-toko di Inggris, salon, tempat olahraga dan taman – taman akan beroperasi lagi mulai Senin, 19 April 2021. Perdana Menteri Inggris mengatakan ini adalah sebuah langkah besar menuju kebebasan setelah warga Inggris mengalami serangkaian pembatasan kegiatan gara-gara pandemi virus corona.
Lockdown ketiga kalinya yang diberlakukan Inggris sejak awal Januari 2021, telah mendesak ratusan ribu aktivitas bisnis dan usaha di negara itu, tutup. Angka infeksi virus corona di Inggris naik karena dipicu oleh varian baru Covid-19.
“Saya sangat yakin ini akan menjadi sebuah kelegaan yang besar bagi sebagian besar pemilik usaha karena bisnis mereka sudah lama tutup dan bagi siapa pun yang ingin mengambil peluang melakukan sesuatu yang dicintai dan dirindukan,” kata Johnson, Minggu, 11 April 2021.
PM Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers jarak jauh pertama tentang wabah virus corona (COVID-19), di London, Inggris, 25 Maret 2020. Johnson memiliki seorang tunangan yang tengah mengandung dan sedang menjalani isolasi mandiri. Andrew Parsons/10 Downing Street-REUTERS
Kendati sudah dilakukan relaksasi lockdown, Johnson mendorong masyarakat Inggris agar berperilaku bertanggung jawab dengan memprioritaskan protokol kesehatan demi terus menekan angka positif Covid-19.
Pada Minggu, 11 Maret 2021, untuk pertama kalinya hanya ada tujuh kematian akibat Covid-19 selama 28 hari. Jumlah itu terendah sejak 14 September 2021.
Saat ini, ada lebih dari separuh populasi orang dewasa di Inggris sudah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Lockdown yang dilakukan Inggris telah mengurangi kematian akibat Covid-19 di negara itu sampai lebih dari 95 persen.
Kemajuan itu memungkinkan Inggris untuk maju ke tahap melonggarkan lockdown. Pada awal April 2021, Perdana Menteri Johnson mengatakan dia sangat menantikan kesempatan untuk bisa duduk di teras pub sambil minum segelas bir.
Di Inggris, total ada lebih dari 127 ribu kematian akibat Covid-19. Jumlah itu membuat Inggris ada di urutan kelima dengan kematian terbanyak akibat virus corona di dunia.
Baca juga: Menteri Retno Marsudi Meminta Inggris Adil Soal Distribusi Vaksin COVID-19
Sumber: Reuters