TEMPO.CO, Jakarta - Televisi pemerintah melaporkan pada Ahad ada masalah jaringan distribusi listrik fasilitas nuklir Natanz Iran sehari setelah meluncurkan sentrifugal pengayaan uranium canggih baru.
Press TV melaporkan situs nuklir Natanz Iran mengalami masalah pada Ahad yang melibatkan jaringan distribusi listriknya hanya beberapa jam setelah memulai sentrifugal canggih baru yang lebih cepat memperkaya uranium.
Fasilitas nuklir Natanz, yang terletak di gurun di provinsi tengah Isfahan, adalah inti dari program pengayaan uranium Iran dan dipantau oleh inspektur Badan Energi Atom Internasional, pengawas nuklir PBB.
"Insiden itu tidak menimbulkan korban atau kontaminasi," kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi, dikutip dari Reuters, 11 April 2021.
Behrouz Kamalvandi mengatakan masalah itu mempengaruhi jaringan listrik di fasilitas Natanz dan penyebabnya sedang diselidiki, kata Kamalvandi kepada kantor berita semi-resmi Iran Fars.
Kerusakan bangunan setelah kebakaran yang melanda fasilitas nuklir Iran, Natanz, di Isfahan, Iran, 2 Juli 2020.[Organisasi Energi Atom Iran/WANA/REUTERS]
Pada Sabtu Iran mengumumkan telah memulai operasional sentrifugal IR-6 dan IR-5 canggih yang memperkaya uranium lebih cepat. Peluncuran sentrifugal baru ini menambah pelanggaran baru ketentuan perjanjian nuklir Iran 2015 dengan negara dunia.
Dikutip dari Times of Israel, Iran juga mengatakan telah memulai uji mekanis pada sentrifugal nuklir yang bahkan lebih cepat. Output sentrifugal IR-9 Iran, ketika beroperasi, akan 50 kali lebih cepat daripada sentrifus Iran pertama, IR-1, yang diizinkan oleh Perjanjian Nuklir Iran 2015 untuk digunakan. Program nuklir Iran juga mengembangkan sentrifugal IR-8.
Seorang juru bicara pengawas nuklir PBB mengatakan kepada Reuters melalui email: "Kami mengetahui laporan media. Kami tidak memiliki komentar untuk saat ini."
Belum diketahui apakah ada sabotase dari pihak luar terkait insiden di Natanz.
Baca juga: Intelijen Sebut Israel di Balik Ledakan Situs Nuklir Natanz Iran
Israel sering disalahkan atas serangan terhadap pengembangan sentrifugal canggih dan pabrik perakitan di Natanz pada Juli.
Pada Juli tahun lalu, kebakaran terjadi di fasilitas Natanz, yang menurut pemerintah sebagai upaya untuk menyabotase program nuklir Iran. Pada tahun 2010, virus komputer Stuxnet, yang diyakini secara luas dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel, ditemukan setelah digunakan untuk menyerang fasilitas nuklir Natanz.