TEMPO.CO, Jakarta - Ismail Omar Guelleh pada Sabtu, 10 April 2021, terpilih kembali untuk kelima kalinya sebagai Presiden Djibouti. Sebagian besar oposisi di negara itu memboikot pemilu yang dimenangkan Guelleh tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Djibouti mengumumkan Guelleh mendapatkan 97 persen suara dalam pemilu yang diselenggarakan pada Jumat, 9 April 2021. Dalam pemilu itu, Guelleh melawan pendatang baru Zakaria Ismail Farah, yang harus puas dengan 2,48 persen suara.
Farah mengatakan hasil pemilu itu jauh dari kenyataan.
“Hasilnya seperti yang sudah bisa ditebak. Yang terjadi adalah penjejalan kotak suara yang terjadi tanpa kehadiran delegasi saya,” kata Farah, yang mengaku pihaknya telah dilarang mengakses tempat-tempat pemungutan suara untuk memonitor proses perhitungan suara.
Baca juga: Partai Pengusung Presiden Moon Jae-in Kalah di Pemilu Daerah
Alexis Mohamed, Kepala Penasehat Presiden, menyangkal tuduhan penipuan yang diarahkan pada mereka. Dia mengklaim, Farah telah memilih abstain.
“Tuduhan penjejalan kotak suara sungguh tidak benar, orang-orang yang membesar-besarkannya bahkan tidak memberikan hak suara mereka dan malah menyerang demokrasi kita,” kata Mohamed.
Saat dihubungi oleh Reuters, Farah mengaku abstain pada hari pemilihan karena dia telah dikorbankan sejak awal kampanye sampai hari pemilihan.
Djibouti adalah sebuah negara yang terletak di tanduk Afrika dengan populasi kurang dari 1 juta jiwa. Negara ini relatif stabil, jika dibandingkan dengan negara di kawasan seperti tetangganya Somalia, Ethiopia dan Eritrea.
Sumber: Reuters