TEMPO.CO, Jakarta - Kecurigaan terhadap vaksin COVID-19 AstraZeneca belum mereda. Beberapa negara mengkaji ulang penggunaannya usai regulator di Eropa (EMA) menemukan indikasi baru keterkaitan antara vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah. Salah satunya adalah Uni Afrika yang belakangan memutuskan untuk batal membeli vaksin AstraZeneca.
Ada juga yang memutuskan untuk membatasi penggunaannya. Di Italia, misalnya, pemerintah setempat membatalkan penggunaan vaksin garapan Universitas Oxford tersebut untuk penduduk di bawah usia 60 tahun. Di atas usia tersebut, vaksin AstraZeneca tetap boleh digunakan sesuai anjuran tim medis.
Berikut status penggunaan vaksin AstraZeneca di berbagai negara yang dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber, Kamis, 8 April 2021:
1. Batal Memakai Vaksin AstraZeneca
Uni Afrika memutuskan untuk tidak membeli vaksin AstraZeneca. Selain karena temuan baru dari regulator Eropa, juga karena langkah Afrika Selatan yang membatalkan penggunaannya. Kajian di Afrika Selatan mendapati vaksin AstraZeneca gagal mencegah penyakit ringan dan menengah yang disebabkan varian baru COVID-19.
2. Menunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Belasan negara di Eropa sempat memutuskan untuk menunda penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada Maret lalu. Hal itu dipicu kasus pembekuan darah yang muncul di Austria dan negara-negara Skandinavia.
Ketika EMA menyatakan vaksin AstraZeneca aman, belasan negara tersebut kembali menggunakannya. Namun, ada juga yang masih menunda penggunaannya hingga sekarang seperti Norwegia dan Denmark.
Ekspresi Robyn Porteous, saat melakukan uji coba vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wits RHI Shandukani Research Center di Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dihentikan untuk sementara. Langkah itu ditempuh setelah salah seorang relawan yang telah mendapatkan suntikan calon vaksin jatuh sakit. REUTERS/Siphiwe Sibeko
3. Membatasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Kajian terbaru dari EMA tidak membuat banyak negara langsung membatalkan atau menunda penggunaan vaksin AstraZeneca. Banyak negara tetap mempertahankan vaksin tersebut namun mengubah protokol penggunaannya agar kemungkinan kasus pembekuan darah, yang disebut EMA langka, bisa dihindari.
Sebagai contoh, Spanyol, Filipina, dan Italia menahan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga yang berusia di bawah 60 tahun. Contoh lain, Belgia, Prancis, Kanada, Jerman, Belanda, Finlandia, Islandia, Swedia, dan Kanada menetapkan vaksin AstraZeneca tidak boleh digunakan warga dengan usia di bawah 55 tahun.
Australia memiliki batasan usia yang lebih muda lagi. Menurut laporan Channel News Asia, vaksin AstraZeneca di Australia tak boleh digunakan pada mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Adapun pengecualian akan diberikan apabila warga sudah menerima suntikan dosis pertama sebelumnya.
Sementara itu, Inggris menyatakan mereka bakal mencari alternatif lain atas vaksin COVID-19 AstraZeneca. Sejauh ini, menurut laporan Channel News Asia, Inggris sudah menyuntikkan 20 juta dosis vaksin AstraZeneca. Oxford, selaku pengembang vaksin AstraZeneca, juga menyatakan uji coba akan difokuskan pada orang tua saja ke depannya.
4. Disumbangkan
Meski dicurigai tidak aman, vaksin AstraZeneca tetap menjadi salah satu vaksin COVID-19 terpopuler dan mudah diakses. Kurang lebih ada 111 negara yang sudah menerima vaksin itu di mana sebagian besar berkat inisiatif COVAX yang dibentuk WHO.
Baca juga: Filipina Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca untuk Usia di Bawah 60 Tahun
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS