TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, meminta Inggris untuk bersikap adil dalam akses dan distribusi vaksin COVID-19. Hal tersebut untuk memastikan tidak ada negara yang tertinggal atau dikesampingkan dalam upaya global untuk melawan pandemi COVID-19.
Dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia, hal tersebut disampaikan Retno dalam pertemuan ASEAN-UK Open Ended Troika Dialogue di mana ia bertemu dengan Menlu Inggris, Dominic Raab. Dalam pertemuan tersebut, penanganan pandemi COVID-19 menjadi salah satu fokus utamanya.
"Sebagai negara produsen vaksin, Inggris memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran distribusi dan suplai vaksin untuk semua negara. Dalam jangka panjang, kita harus terus menyuarakan multilateralisme vaksin dan membangun ketahanan kesehatan regional dan global," ujar Retno Marsudi, Kamis, 8 April 2021.
Retno melanjutkan, jumlah vaksin COVID-19 untuk negara-negara ASEAN seperti Indonesia masih jauh dari kata ideal. Per hari ini, kata Retno, baru tersedia 16,8 juta dosis vaksin COVID-19 untuk ASEAN yang penduduknya 600 juta. Dengan kata lain, kebutuhan vaksin COVID-19 baru terpenuhi 3 persen.
Inggris, sejauh ini, mendukung pemerataan akses COVID-19 via mekanisme COVAX yang disediakan WHO. Mereka yang mengatur sumbangan-sumbangan suplai vaksin COVID-19 dari berbagai negara untuk memastikan tidak ada negara yang tertinggal.
Pada Maret lalu, Inggris membantu distribusi vaksin COVID-19 ke Indonesia dengan memberikan 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca via COVAX. Jumlah tersebut baru sebagian dari total vaksin COVID-19 yang dijanjikan ke Indonesia, 11 juta dosis.
Menlu Inggris Dominic Raab, pada Rabu kemarin, mengklaim negaranya menjanjikan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 ke COVAX. Selain itu, ia juga mengatakan Inggris membantu pengumpulan dana US$1 miliar dari berbagai donatur.
"Kami juga menyumbang 5 juta poundsterling (Rp 100 miliar) untuk tanggap kesehatan dan ekonomi ASEAN terhadap COVID-19. Dan 1 juta poundsterling (Rp 20 miliar) untuk dana aksi tanggap COVID ASEAN," kata Raab.
Perkembangan terbaru, COVAX sudah mendistribusikan kurang lebih 38,4 juta dosis vaksin COVID-19. Distribusi tersebut menjangkau hingga 100 negara di enam benua. Adapun COVAX menargetkan semua negara yang mengajukan bantuan ke mereka sudah mendapatkan suplai vaksin COVID-19 per akhir semester 1 2021.
"Berdasarkan perkiraan suplai terbaru, kami menargetkan distribusi kurang lebih 2 miliar dosis vaksin COVID-19 per akhir 2021," ujar keterangan pers GAVI Vaccine Alliance dan WHO. Dua miliar dosis vaksin COVID-19 itu meliputi produk AstraZeneca serta Pfizer untuk saat ini.
Baca juga: Menlu Inggris Dominic Raab Apresiasi Peran Indonesia dalam Inisiatif COVAX
ISTMAN MP | REUTERS