TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris akhirnya merespon konflik perebutan posisi Duta Besar Myanmar. Dikutip dari Channel News Asia, Inggris mengecam apa yang telah dilakukan junta militer terhadap duta besar Kyaw Zwar Minn. Menurut mereka, pengambilalihan paksa posisi Kyaw Zwar Minn adalah bentuk "bullying" yang tidak seharusnya mereka lakukan.
"Kami mengecam aksi bullying yang dilakukan rezim Militer Myanmar di London pada hari Rabu kemarin. Saya salut terhadap keberanian Kyaw Zwar Minn. Inggris akan terus mendesak pengakhiran kudeta, penghentian tindak kekerasan, serta pemulihan demokrasi oleh Militer Myanmar," ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Kamis, 8 April 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, Deputi Dubes Myanmar di Inggris, Chit Win, "mengkudeta" Kyaw Zwar Minn untuk menjadi penggantinya. Aksi tersebut dilakukan Chit Win pada hari Rabu kemarin atas surat perintah dari Militer Myanmar yang memintanya untuk mengambil alih kantor misi diplomatik di Inggris.
Digulingkan dari kantornya sendiri, Kyaw Zwar Minn sekarang berjuang dari jalanan. Ia meminta Pemerintah Inggris untuk tidak mengakui Chit Win sebagai Dubes Myanmar yang baru atau siapapun figur yang dipilih junta militer nantinya. Menurutnya, hal itu harus dilakukan Inggris untuk menunjukkan bahwa mereka tidak berada di pihak junta.
Menurut laporan Channel News Asia, Kyaw Zwar Minn sesungguhnya telah diminta untuk meninggalkan pos dubesnya sejak 9 Maret lalu. Hal itu menyusul ucapannya yang mendesak junta Militer Myanmar untuk membebaskan para tahanan politik termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi. Namun, ia membangkang yang berujung pada "kudeta" oleh deputinya yang ditunjuk oleh Militer Myanmar.
Per berita ini ditulis, belum ada langkah lebih lanjut dari Pemerintah Inggris terkait masalah Kedubes Myanmar. Namun, selama ini, Inggris menunjukkan sikap menentang kudeta di Myanmar dan bahkan menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap pejabat junta militer.
Kementerian Luar Negeri Inggris ketika diminta keterangan lebih lanjut menyatakan bahwa mereka pun tengah mempelajari situasi terkait Kedubes Myanmar.
Di luar gedung Kedubes Myanmar, Kyaw Zwar Minn melanjutkan perlawanannya bersama sejumlah warga yang memprotes aksi junta militer. Kyaw Zwar Minn berkata, dirinya belum diizinkan kembali masuk ke gedung kedubes sejak diusir pada hari Rabu lalu.
"Mereka menyatakan kepada saya bahwa perintah datang langsung dari pusat, jadi mereka tidak akan mengizinkan saya masuk. Mereka telah mengambil alih isi kedutaan besar," ujar Kyaw Zwar Minn, dikutip dari Channel News Asia.
Di Myanmar, situasinya pun tak kalah panas. Kudeta sudah berlangsung selama dua bulan dengan 598 orang menjadi korban jiwa. Di sisi lain, Militer Myanmar juga memburu 120 tokoh publik yang mereka anggap memprovokasi warga untuk terus melakukan perlawanan. Salah satu tokoh yang baru-baru ini ditangkap adalah aktor Paing Takhon.
Baca juga: Dubes Myanmar Minta Inggris Jangan Akui Pengganti Pilihan Junta Militer
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA