TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Myanmar melepaskan tembakan ke demonstran pro-demokrasi yang berunjuk rasa pada Rabu, 7 April 2021. Sebanyak 15 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam bentrokan itu.
Panglima militer Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta militer pada 1 Februari lalu, mengatakan gerakan pembangkangan sipil ditujukan untuk menghancurkan negara. Namun sebuah lembaga riset yang bermarkas di London Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) pada Rabu kemarin menyatakan militer Myanmar telah hilang kendali.
Unjuk rasa di Ibu Kota Yangon bahkan terdengar serangkaian suara ledakan kecil. Sebuah pabrik milik warga negara Cina di sana terbakar.
Pendukung militer menggunakan ketapel melawan pengunjuk rasa pro-demokrasi selama unjuk rasa dukungan militer di Yangon, Myanmar, 25 Februari 2021. Beberapa pendukung militer difoto dengan pentungan dan pisau. Beberapa orang melemparkan batu dan menembakkan ketapel, kata saksi mata, dan beberapa orang dipukuli oleh sekelompok pria. [REUTERS / Stringer]
Baca juga: 550 Orang Diperkirakan Tewas dalam Unjuk Rasa Lawan Kudeta Militer Myanmar
Sebuah kelompok aktivis melaporkan total sektiar 600 warga sipil Myanmar tewas di tangan tentara Myanmar dalam gelombang melawan kudeta militer Myanmar. Unjuk rasa ini dilakukan hampir dipenjuru wilayah di Myanmar dan aksi tetap dilakukan kendati demonstran berguguran.
Lembaga AAPP mengatakan militer Myanmar saat ini fokus pada pembangkanan di wilayah pedesaan. Di wilayah barat laut kota Kale, aparat keamanan melepaskan lima tembakan, melontarkan granat dan senjata mesin kea rah demonstran yang menuntut pemerintahan Aung San Suu Kyi dipulihkan. Setidaknya 8 orang tewas dalam unjuk rasa itu.
Suu Kyi adalah pemimpin de facto Myanmar dan pemenang Nobel bidang berdamaian pada 1991 lalu.
Militer Myanmar dilaporkan melakukan penggeledahan ke rumah-rumah dan klinik-klinik. Seorang saksi mata dan media Myanmar Now melaporkan ada 11 orang yang tewas dan beberapa orang luka-luka. Sedang AAPP melaporkan ada dua korban tewas yang berunjuk rasa di wilayah Sagaiang.
Dua demonstran di Kota Bago dekat Ibu Kota Yangon, dilaporkan tewas. Namun Reuters belum bisa memferivikasi laporan jatuhnya korban-korban tewas itu secara independen.
Sumber: Reuters