TEMPO.CO, Jakarta - Thailand mendeteksi setidaknya ada 24 kasus varian baru Covid-19 B.1.1.7. Yong Poovorawan, ahli virologi dari Universitas Chulalongkorn pada Rabu, 7 April 2021, mengatakan kasus ini ketahuan pertama kali lewat penularan domestik (antar masyarakat Thailand).
Varian baru Covid-19 B.1.1.7 atau SARS-CoV-2 B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di Inggris dan sekarang sudah ditemukan di lebih dari 100 negara di dunia. Virus ini diyakini menjadi biang kerok naiknya angka positif Covid-19 karena lebih mudah menular.
“Kami telah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk menghambat penularan, namun masih saja kelolosan,” kata Poovorawan.
Baca juga: Sri Mulyani: Beberapa Negara Hadapi Gelombang 3 Covid-19 dengan Varian Baru
Menurut Poovorawan, varian baru Covid-19 sudah terjadi berbagai belahan dunia. Virus ini menular 1,7 kali lebih cepat dari virus corona biasa.
Thailand telah mengalami kenaikan infeksi virus corona dalam sepekan terakhir, namun masih lebih rendah di banding negara-negara tetangganya. Pada Rabu, 7 April 2021, tercatat ada 334 kasus baru positif Covid-19 dan tidak ada kematian akibat Covid-19. Dengan begitu, total ada 29.905 kasus infeksi virus corona di Negeri Gajah Putih dan 95 kasus berujung dengan kematian.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah menginstruksikan otoritas agar mempersiapkan rumah sakit daruat di tengah lapangan guna mengantisipasi lonjakan kasus positif Covid-19.
“Kita bisa mengatasi permasalahan ini sekarang dan saya telah menginstruksikan persiapan pendirian rumah sakit darurat di area Ibu Kota Bangkok,” kata Prayuth, menanggapi naiknya kasus positif Covid-19 di negaranya.
Sebelumnya pada Rabu kemarin ada 10 menteri dan puluhan anggota parlemen yang menjalani karantina mandiri karena telah close contact dengan kasus – kasus positif Covid-19 di Thailand.
Sumber: Reuters