TEMPO.CO, Jakarta - Sektor publik Jerman mengalami defisit mencapai 189,2 miliar euro (Rp 3.257 triliun) pada 2020 akibat pandemi virus corona, defisit pertama sejak 2013 dan kekurangan anggaran tertinggi sejak reunifikasi Jerman tiga puluh tahun silam, kata Kantor Statistik Jerman.
Pandemi yang sejauh ini telah merenggut lebih dari 77.000 nyawa di Jerman, telah menghancurkan ekonomi terbesar Eropa, meskipun Jerman terbukti lebih tangguh dari yang diperkirakan banyak orang, sebagian karena permintaan ekspor yang kuat dari Cina.
Dikutip dari Reuters, 7 April 2021, pengeluaran publik naik 12,1% menjadi 1,7 triliun euro (Rp 29.273 triliun) pada 2020 karena pemerintah mengerahkan segala upaya untuk mengimbangi dampak lockdown berbulan-bulan, sementara penerimaan pajak turun 3,5% menjadi 1,5 triliun euro (Rp 25.829 triliun), kantor statistik mengatakan pada Rabu.
Orang-orang mengenakan masker saat membawa tas belanja setelah berbelanja Natal di jalan perbelanjaan utama Cologne yang ramai, Hohe Strasse (High Street), selama penyebaran pandemi virus corona (COVID-19) di Cologne, Jerman, 12 Desember 2020. [REUTERS / Wolfgang Rattay]
Pengeluaran besar-besaran akan berlanjut, setelah Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz bulan lalu berjanji untuk melakukan apa pun yang diperlukan, agar Jerman keluar dari kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona.
Jerman sedang berjuang untuk mengendalikan gelombang ketiga Covid-19 dan akan menutup banyak bisnis, seperti bar dan bioskop, hingga setidaknya akhir bulan ini.
Namun, jumlah orang dengan jam kerja yang dipersingkat menurun bulan lalu, didorong oleh sektor industri, yang diuntungkan dari ekspor yang kuat, menurut Ifo institute pada hari Rabu.
Baca juga: Vaksin Virus Corona AstraZeneca di Jerman Hanya untuk 60 Tahun ke Atas
Perusahaan dapat mempersingkat jam kerja di bawah skema pemerintah yang dirancang untuk menghindari PHK massal selama penurunan, dengan menawarkan subsidi kepada perusahaan agar pekerja tetap digaji.
Pada Maret, 2,7 juta karyawan memiliki jam kerja yang dipersingkat, turun dari 2,9 juta, menurut perkiraan Ifo.
Jumlah orang dalam skema ini mencapai puncaknya sekitar 6 juta setahun yang lalu, tetapi terus meningkat sejak Jerman memasuki lockdown kedua akhir tahun lalu.
REUTERS