TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mulai memasuki pelonggaran pembatasan sosial tahap keduanya. Per pekan depan, retail non-esensial, gym, pub, dan salon sudah diperbolehkan buka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan. Adapun PM Inggris Boris Johnson memastikan tanda bukti bebas COVID-19 atau selama ini disebut "Paspor COVID-19" tidak akan diberlakukan dulu.
"Warga tidak akan ditanyai soal COVID-19 saat memasuki toko, restoran, ataupun pub pekan depan," ujar Boris Johnson, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 6 April 2021.
Sebelumnya, sistem Paspor COVID-19 sempat menjadi bahan pembahasan apakah akan diberlakukan atau tidak. Beberapa pelaku industri pariwisata mengusulkannya sebagai mekanisme pengendalian ketika turis berkunjung ke Inggris ataupun warga ingin bergabung ke event publik. Namun, di Parlemen Inggris, sistem tersebut ditolak oleh lebih dari 70 anggota.
Boris Johsnon berkata, ia tidak menutup kemungkinan sistem itu dibahas lagi dan diimplementasikan ke depannya. Menurut dia, alternatif yang mungkin berlaku ke depannya adalah Paspor Vaksin COVID-19 untuk mereka yang ingin pergi dari atau ke Inggris.
"Paspor adalah sistem yang tengah dikaji oleh banyak negara dan saya berpikir hal itu akan menjadi hal yang warga harus siap terima," ujar Boris Johnson.
Per berita ini ditulis, Inggris telah memberikan kurang lebih 31 juta dosis pertama vaksin COVID-19 ke warganya. Sementara itu, untuk mereka yang menerima dosis kedua vaksin COVID-19, jumlahnya ada lima juta. Hal itu tak ayal menaikkan mood warga dan pelaku industri di Inggris yang mengincar pemulihan pada libur musim panas nanti.
Kampanye vaksinasi tersebut juga akan diikuti dengan pemberian tes COVID-19 gratis. Inggris memberikan tes gratis dua kali sepekan untuk memastikan semua kasus bisa terdeteksi sejak dini dan rantai penyebarannya diputus sebelum berkembang terlalu parah.
Baca juga: Pandemi COVID-19 Terkendali, Boris Johnson Perbolehkan Warga Inggris Ke Pub Lagi
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA