TEMPO.CO, Jakarta - Bocah 9 tahun menjadi korban penembakan di kantor real estate di California, Amerika Serikat, ketika ibunya berupaya melindunginya dari serangan itu, kata pejabat pada Kamis.
Bocah itu adalah satu dari empat korban yang ditembak mati di sebuah kantor real estate di pinggiran kota Los Angeles.
Dikutip dari Reuters, 2 April 2021, pihak berwenang mengatakan tersangka pria bersenjata api terluka dalam penembakan sebelum ditahan. Dia dilaporkan memiliki hubungan keluarga dengan setidaknya salah satu dari korban.
Teror di dalam kompleks perkantoran dua lantai di kota Orange, sekitar 48 kilometer tenggara pusat kota Los Angeles, menandai penembakan massal mematikan ketiga di Amerika Serikat dalam sebulan.
Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Aminadab Gaxiola Gonzalez, 44 tahun, warga kota terdekat Fullerton, juga terdaftar dalam kondisi kritis. Dia mungkin akan didakwa atas tuduhan pembunuhan pada hari Jumat, kata Kimberly Edds, juru bicara kantor Kejaksaan Distrik Orange County, California.
Dia melepaskan tembakan di kantor sebuah perusahaan real estate rumah mobil setelah mengunci dua gerbang di tengah gedung perkantoran, yang memblokir pintu masuk ke kompleks dari luar.
Petugas polisi yang tiba di lokasi kejadian terpaksa menggunakan pemotong gembok untuk membuka pintu gerbang dan langsung menghadapi tersangka. Dua petugas terlibat baku tembak dengan pria bersenjata itu dari luar gerbang.
"Sementara itu, teror mengerikan sedang terjadi di kantor dan orang-orang sekarat atau ditembak," kata Jaksa Wilayah Todd Spitzer.
Aminadab Gaxiola Gonzalez, 44 tahun, melepaskan tembakan di kantor perusahaan real estate rumah mobil, berpose untuk foto SIM tak bertanggal yang dirilis oleh Orange Police Department di Orange, California, AS 1 April 2021. [Orange Police Department / Handout via REUTERS]
Tersangka ditangkap setelah polisi masuk dan menemukannya terluka, kata Letnan Jennifer Amat dari Departemen Kepolisian Orange. Edds mengatakan para penyelidik, yang menemukan pistol semi-otomatis dari tempat kejadian, belum tahu apakah tembakan yang dideritanya itu dilakukan sendiri atau dari peluru yang ditembakkan oleh polisi.
Pihak berwenang mengatakan mereka juga menemukan ransel berisi semprotan merica, borgol dan amunisi yang mereka yakini milik tersangka, yang telah tinggal di sebuah kamar motel di Anaheim sebelum hari Rabu.
Polisi mengatakan mereka memperoleh rekaman kamera video pengawas dari tersangka di TKP. Gambar diam dari video itu dirilis menunjukkan pria bersenjata itu mengenakan topi, kacamata hitam dan bandana hitam, berjalan melalui kantor sambil memegang pistol di satu tangan. Dia juga tampak membawa tas punggung tersampir di salah satu bahu.
Baca juga: Penembakan Massal Kembali Terjadi di Amerika, Seorang Anak Kecil Tewas
Sebelumnya, sepuluh orang tewas di supermarket di Boulder, Colorado, pada 22 Maret, dan delapan lainnya tewas dalam serangkaian serangan di tiga spa di kawasan Atlanta pada 16 Maret. Pelaku penembakan di kedua insiden itu ditangkap.
Namun, hubungan dekat tersangka dengan korban tewas dalam penembakan di California, tampaknya memilik motif berbeda dari penembakan di Georgia dan Colorado, tempat para korban diyakini dibunuh secara acak.
"Motif awal diyakini terkait dengan bisnis dan hubungan pribadi yang terjalin antara tersangka dan semua korban," kata Letnan Jennifer Amat dari Departemen Kepolisian Orange dalam konferensi pers, Reuters melaporkan.
Identitas para korban dirahasiakan menunggu pemberitahuan dari kerabatnya, kata polisi. Korban yang selamat, seorang perempuan yang terluka parah saat menggendong putranya di pelukannya saat dia ditembak mati, bekerja di bisnis tersebut, kata pihak berwenang.
Saat ini dia di rumah sakit dalam kondisi kritis tetapi stabil pada hari Kamis. Tiga orang dewasa lainnya, dua perempuan dan seorang pria, tewas dalam penembakan tersebut.
REUTERS