TEMPO.CO, Jakarta - Misi diplomatik Rusia untuk Korea Utara pada Kamis, 1 April 2021, mengeluhkan kekurangan pasokan yang sangat parah untuk barang-barang kebutuhan pokok di Korea Utara. Barang-barang yang hilang dari peredaran diantaranya obat-obatan.
Sejumlah diplomat asing telah berbondong-bondong meninggalkan Korea Utara. Masalah kesehatan dan larangan yang diberlakukan demi mencegah terjadinya penyebaran virus corona telah menjadi pukulan telak bagi Korea Utara dan belum pernah terjadi sebelumnya di sana.
Baca juga: Putus Hubungan, Malaysia Minta Seluruh Diplomat Korea Utara Pergi
Petugas kesehatan di rumah sakit di Pyongyang, Korea Utara mengenakan masker untuk mencegah penularan virus Corona. [THE KOREA HERALD | RODONG SHINMUN]
Eksodus diplomat asing yang ada di Korea Utara telah membuat semakin sedikit diplomat yang ada di negara. Diperkirakan kurang dari 290 diplomat asing yang bertahan di Korea Utara.
“Mereka yang meninggalkan Ibu Kota Pyongyang, sungguh bisa dimengerti,” tulis seorang diplomat Rusia untuk Korea Utara di Facebook.
Diplomat itu menceritakan Pembatasan ruang gerak masyarakat adalah hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Korea Utara. Kondisi ini diantaranya telah membuat kurangnya pasokan barang-barang kebutuhan pokok, seperti obat-obatan dan kurangnya kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Korea Utara telah memberlakukan penutupan wilayah-wilayah perbatasan demi mengatasi pandemi Covid-19. Negara itu melarang perjalanan internasional dan beberapa larangan yang berlaku di dalam negeri, seperti menutup hampir sebagian besar akses transportasi lintas batas wilayah.
Sumber di misi diplomatik Rusia di Korea Utara juga menjelaskan ada 9 Duta Besar dan 4 Wakil Duta Besar yang masih bertahan di Korea Utara mewakili negaranya. Sebagian besar kantor – kantor Kedutaan Besar negara asing di Korea Utara, memangkas jumlah staf sampai batas minimum.
Brazil, Inggris dan Jerman serta beberapa negara lainnya, untuk sementara menghentikan misi diplomatik mereka ke Korea Utara. Sedangkan semua staf asing yang bekerja untuk lembaga-lembaga kemanusiaan di Korea Utara, juga sudah angkat kaki.
Sumber: Reuters