TEMPO.CO, Jakarta - Insiden penembakan massal kembali terulang di Amerika. Setelah peristiwa penambakan di Atlanta yang menewaskan delapan orang, enam di antaranya Asian-American, kali ini penembakan terjadi di Orange, California. Menurut laporan CNN, empat orang meninggal dalam peristiwa itu dan satu luka-luka.
Keempat korban terdiri atas tiga orang dewasa dan satu anak kecil. Identitas dan latar belakang mereka belum diungkap oleh Kepolisian California. Oleh karenanya, belum bisa dikaitkan dengan kejahatan anti-Asia yang berkembang akhir-akhir ini.
"Rabu petang, pukul 05.30, personil kami merespon panggilan soal tembakan dilepaskan di area 202 W. Lincoln, Orange, California," ujar juru bicara kepolisian setempat, Letnan Jennifer Amat, Rabu waktu setempat, 31 Maret 2021.
Amat melanjutkan, polisi yang merespon panggilan darurat sempat berhadapan dengan tersangka pelaku penembakan. Baku tembak sempat terjadi, namun pelaku yang berhasil ditumbangkan. Sang pelaku, kata Amat, telah dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak.
Satu buah pistol berhasil diamankan sebagai barang bukti. Namun, kepolisian lagi-lagi tidak mau mengungkapkan detilnya.
"Apa yang bisa saya katakan saat ini adalah kami belum pernah mengalami kejadian serupa sejak tahun 1997. Ini benar-benar sebuah tragedi baik bagi korban, keluarga korban, komunitas, maupun kepolisian," ujar Amat menyampaikan.
Peristiwa di California tak ayal menarik perhatian warga Amerika, apalagi terjadi tak lama setelah peristiwa Atlanta. Gubernur California, Gavin Newsom, menyatakan berduka atas apa yang terjadi dan berdoa agar keluarga korban diberi ketabahan.
Sejak peristiwa penembakan di Atlanta, setidaknya sudah terjadi 20 kasus penembakan di Amerika. Salah satunya terjadi di supermarket Boulder, Colorado. Hal tersebut menjadi momentum bagi administrasi Joe Biden untuk memajukan regulasi pengendalian senjata yang baru.
Baca juga: Joe Biden Sebut Pembunuhan di Atlanta Sebagai Kejahatan Anti-Asia
ISTMAN MP | CNN