TEMPO.CO, Jakarta - Dua petugas Kepolisian Capitol AS mengajukan gugatan terhadap mantan Presiden Donald Trump karena menghasut pemberontakan 6 Januari dan menuntut agar bertanggung jawab atas cedera fisik dan emosional yang mereka derita akibat insiden tersebut.
James Blassingame, seorang veteran polisi yang sudah berdinas 17 tahun, dan Sidney Hemby, seorang veteran polisi yang telah berdinas 11 tahun, mengajukan gugatan pada Selasa di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia dan meminta ganti rugi masing-masing setidaknya US$ 75.000 (Rp 1 miliar).
"Ini adalah pengaduan atas kerusakan yang dilakukan oleh petugas Kepolisian Capitol AS atas luka fisik dan emosional yang disebabkan oleh perbuatan terdakwa Donald Trump yang menghasut kerusuhan pada 6 Januari 2021, oleh para pengikutnya yang mencoba membatalkan hasil pemilihan presiden 2020," kata gugatan tersebut, dikutip dari Reuters, 31 Maret 2021.
Trump membantah bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut, yang menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas polisi. Kantor Trump tidak segera menjawab panggilan untuk mengomentari gugatan tersebut.
Gugatan tersebut mengutip perilaku mantan presiden Republik sebelum dan setelah pemilihan presiden 3 November, yang dimenangkan oleh Demokrat Joe Biden, termasuk komentar dalam pidato, di Twitter, dan selama debat presiden.
Pendukung Presiden Trump berkumpul di depan Gedung US Capitol, 6 Januari 2021. [REUTERS / Stephanie Keith]
Dua polisi itu juga menuduh Trump memicu kekerasan sepanjang kampanye presiden 2020 dan terus melontarkan klaim palsunya bahwa pemilu itu dicurangi setelah dimenangkan Joe Biden.
"Selama kampanye 2016, dan selama masa kepresidenannya, Trump telah mengancam melakukan kekerasan terhadap lawan-lawannya, mendorong pengikutnya untuk melakukan tindakan kekerasan, dan memaafkan tindakan kekerasan oleh pengikutnya, termasuk supremasi kulit putih dan kelompok sayap kanan," kata gugatan.
Baca juga: Diblokir dari Media Sosial, Donald Trump Luncurkan Situs Baru
Gugatan itu juga menyebut seruan Trump kepada pendukungnya untuk datang ke Capitol AS pada 6 Januari dan "Stop The Steal" pada bulan-bulan setelah pemilu, termasuk cuitan Twitter pada 19 Desember: "Protes besar di D.C. pada 6 Januari. Datanglah ke sana, (dan) protes itu akan menjadi liar."
Gugatan juga menyebut kicauan Donald Trump pada 19 Desember tentang unjuk rasa Capitol AS 6 Januari, yang ditafsirkan pendukungnya sebagai seruan untuk mempersenjatai diri.
REUTERS