Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arakan Army Siap Bersatu dengan Etnis Lain untuk Lawan Militer Myanmar

image-gnews
Pemberontak Arakan Army di Myanmar. [ NARINJAYA]
Pemberontak Arakan Army di Myanmar. [ NARINJAYA]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok etnis bersenjata Myanmar, Arakan Army (AA) dan dua faksi etnis lainnya yang tergabung dalam Aliansi Persaudaraan (Brotherhood Alliance), mengatakan mereka siap bertempur bersama kelompok etnis bersenjata lain melawan militer Myanmar jika pembunuhan terhadap sipil terus berlanjut.

Aliansi Persaudaraan tripartit: Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA), dan Arakan Army (AA), pada Senin mengutuk junta militer setelah korban tewas dari tindakan mematikan terhadap pengunjuk rasa meningkat menjadi 500 lebih di seluruh negeri.

Juru bicara AA Khaing Thukha mengatakan sudah saatnya organisasi etnis bergandengan tangan untuk melindungi warga sipil yang tertindas dari rezim militer.

"Kita harus melakukan yang terbaik untuk melindungi nyawa dan harta benda orang-orang yang tertindas," katanya, dikutip dari The Irrawaddy, 30 Maret 2021.

Mereka mendesak para pemimpin kudeta untuk berdialog guna menyelesaikan krisis dengan cara politik, karena orang-orang di seluruh negeri telah menyerukan diakhirinya kekuasaan militer, pembebasan semua pemimpin sipil dan tahanan lainnya, dan agar rezim menerima hasil pemilihan umum 2020.

AA, TNLA dan MNDAA memperingatkan militer bahwa mereka akan bekerja sama dengan organisasi etnis bersenjata lainnya dan pendukung pro-demokrasi untuk mempertahankan diri dari penumpasan brutal rezim jika kekerasan berlanjut.

Arakan Army telah menjadi salah satu kekuatan paling tangguh melawan militer Myanmar, yang berjuang untuk otonomi yang lebih besar di Negara Bagian Rakhine, selama dua tahun terakhir.

Pertempuran antara AA dan militer Myanmar, atau Tatmadaw, terus meningkat dari November 2018 hingga awal November 2020. Konflik tersebut menyebabkan ratusan korban sipil dan menyebabkan lebih dari 200.000 penduduk mengungsi. Rezim junta baru-baru ini mencabut AA dari daftar kelompok "teroris" setelah pertempuran antara kedua belah pihak dihentikan pada November.

Selain AA, kelompok etnis bersenjata utama lain, Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan/Tentara Negara Bagian Shan-Selatan (RCSS), mengultimatum Tatmadaw agar berhenti membunuh warga sipil atau mereka bertindak.

"Hari Angkatan Bersenjata Myanmar bukanlah hari angkatan bersenjata, ini lebih seperti hari mereka membunuh orang," kata Jenderal Yawd Serk, ketua Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan/Tentara Negara Bagian Shan-Selatan (RCSS), kepada Reuters, 27 Maret 2021, bertepatan dengan perayaan tahunan untuk memperingati perlawanan bersenjata Myanmar terhadap penjajah Jepang.

Milisi dari Tentara Negara Bagian Shan-Selatan berbaris dalam formasi selama parade militer merayakan Hari Nasional Negara Bagian Shan ke-69 di Loi Tai Leng, markas besar kelompok itu, di perbatasan Thailand-Myanmar 7 Februari 2016. [REUTERS / Soe Zeya Tun / File Foto]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

RCSS, yang beroperasi di dekat perbatasan Thailand, adalah salah satu dari beberapa kelompok etnis bersenjata yang mengecam kudeta militer dan berjanji untuk berdiri bersama para pengunjuk rasa. Dua puluh faksi etnis bersenjata Myanmar menguasai sebagian besar Myanmar, menurut Reuters.

Pada akhir Februari 10 kelompok etnis bersenjata Myanmar telah menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA) dan mengumumkan mereka tidak akan lagi bernegosiasi dengan pemerintahan junta.

"Kami mendukung Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) dan protes publik terhadap kudeta militer dan kediktatoran militer, dan kami akan mencari cara untuk mendukung gerakan dan protes ini," kata pernyataan bersama, yang dilaporkan Myanmar Now.

Baca juga: Jika Tidak Dicegah, Myanmar Dalam Ancaman Perang Saudara

Sementara itu, awal pekan ini para aktivis meminta bantuan kelompok etnis bersenjata Myanmar untuk melawan militer ketika pasukan keamanan menembak mati ratusan orang pada pada Hari Angkatan Besenjata.

Komite Mogok Massal Nasional (GSCN), sebuah kelompok protes utama, dalam sebuah surat terbuka di Facebook meminta pasukan etnis minoritas untuk membantu mereka yang menentang penindasan militer.

Setidaknya 512 warga sipil telah tewas dalam hampir dua bulan sejak protes terhadap kudeta militer dimulai, di mana 141 dari mereka tewas pada Sabtu, hari paling berdarah dari kerusuhan di Myanmar, menurut kelompok advokasi AAPP.

Sementara puluhan ribu orang melarikan diri pada akhir pekan setelah jet tempur militer Myanmar menyerang desa-desa etnis Karen di dekat perbatasan Thailand yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata Myanmar yang telah menyerang sebuah pos militer Myanmar setelah kudeta 1 Februari.

THE IRRAWADDY | MYANMAR NOW | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengungsi Rohingya Mendarat Kembali di Aceh, Dari Mana Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi?

2 hari lalu

Pengungsi Rohingya Mendarat Kembali di Aceh, Dari Mana Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi?

Diskriminasi terhadap etnis Rohingya membuat Rohingnya melarikan diri dari Myanmar dan dikenal sebagai boat people atau manusia perahu


Cina Latihan Perang Dekat Perbatasan Myanmar, setelah Konvoi Truk 'Dibakar' anti-Junta

3 hari lalu

Asap membubung saat sebuah truk terbakar di dekat perbatasan Myanmar-Tiongkok, dekat Muse, Myanmar, dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial yang dirilis pada 23 November 2023. Video Diperoleh oleh REUTERS
Cina Latihan Perang Dekat Perbatasan Myanmar, setelah Konvoi Truk 'Dibakar' anti-Junta

Militer Cina memulai "kegiatan pelatihan tempur" sehari setelah konvoi truk yang membawa barang ke Myanmar terbakar.


Ratusan Pengungsi Rohingya Disebut Sedang Berlayar ke Indonesia

3 hari lalu

Ratusan Pengungsi Rohingya Disebut Sedang Berlayar ke Indonesia

Pengungsi Rohingya memilih berlabuh di Indonesia karena lebih mudah mendapat tempat tinggal.


Indonesia Bertemu Perwakilan Myanmar di Jakarta, Ini Pembahasannya

4 hari lalu

Kursi delegasi Myanmar kosong saat sesi pembukaan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN (ADMM) ke-17 di JCC, Jakarta, 15 November 2023. Dita Alangkara/Pool via REUTERS
Indonesia Bertemu Perwakilan Myanmar di Jakarta, Ini Pembahasannya

Indonesia, selaku Ketua ASEAN 2023, mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan utama Myanmar, termasuk kelompok pro-junta


Myanmar Serahkan 31 Ribu Pelaku Penipuan Online ke Cina

7 hari lalu

Phising adalah tindakan kejahatan penipuan dengan tujuan mendapatkan informasi data pribadi hingga rekening secara online. Ketahui ciri-cirinya. Foto: Canva
Myanmar Serahkan 31 Ribu Pelaku Penipuan Online ke Cina

Myanmar menyerahkan 31.000 tersangka penipuan online ke Cina setelah kedua negara sepakat bekerja sama memberantas penipuan melalui telepon.


Presiden Filipina Marcos Jr: Myanmar Masalah yang Sulit bagi ASEAN

8 hari lalu

Calon Preisiden Filipina, Ferdinand
Presiden Filipina Marcos Jr: Myanmar Masalah yang Sulit bagi ASEAN

Filipina, yang akan mengetuai ASEAN pada 2026 mendatang, menyebut konflik di Myanmar sebagai masalah yang sulit bagi blok itu.


Daftar Negara yang Tidak Mengakui Palestina, Ada Tetangga RI

8 hari lalu

Bendera Palestina berkibar di samping bendera PBB untuk pertama kali di Markas Besar PBB di Manhattan, New York, 1 Oktober 2015. Sidang majelis Umum PBB menyetujui keputusan untuk mengibarkan bendera Palestina dan Vatikan. REUTERS/Andrew Kelly
Daftar Negara yang Tidak Mengakui Palestina, Ada Tetangga RI

Daftar negara yang tidak mengakui kemerdekaan Palestina, termasuk negara tetangga indonesia seperti Singapura


Jika Darurat, PNS dan Mantan Anggota Militer Myanmar Diminta Ikut Berjuang

12 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Jika Darurat, PNS dan Mantan Anggota Militer Myanmar Diminta Ikut Berjuang

Junta Myanmar meminta PNS dan eks militer siap bertugas dalam keadaan darurat, ketika konflik dengan kelompok pejuang anti-junta meluas.


Prabowo Dorong Penyelesaian Secara Damai dalam Konflik di Myanmar

12 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) memimpin pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan negara mitra (ADMM-Plus) ke-10 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 16 November 2023. ADMM Plus memfasilitasi dialog dan kerja sama di antara negara-negara anggota ASEAN dan delapan negara mitra yang membahas  isu-isu terkini di bidang pertahanan dan keamanan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Dorong Penyelesaian Secara Damai dalam Konflik di Myanmar

Prabowo Subianto mendorong penyelesaian konflik di Myanmar melalui cara-cara damai atsau nonkekerasaan.


Ratusan Pengungsi Rohingya Ditolak di Aceh, Kemlu: RI Tak Wajib Menampung

12 hari lalu

Petugas Kepolisian memeriksa barang bawaan pengungsi etnis Rohingya yang dipindahkan dari Aceh saat tiba di venue transit Stadion Kaharudin Nasution Rumbai di Pekanbaru, Riau, Kamis 6 April 2023. Sebanyak 190 pengungsi etnis Rohingya ini akan ditempatkan di tujuh akomodasi IOM di Pekanbaru dengan rincian 29 orang di Wisma Fanel, 33 orang di Wisma Siak Resort, 11 orang di Wisma Indah Sari, 13 orang di Wisma Orchid, 3 orang di Hotel Satria, 44 orang di Rumah Tasqya, dan 57 orang di Wisma Nevada. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Ratusan Pengungsi Rohingya Ditolak di Aceh, Kemlu: RI Tak Wajib Menampung

Kemlu menegaskan Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas menampung ratusan pengungsi Rohingya yang baru tiba di Aceh.