TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Donald Trump tidak mau disalahkan soal buruknya penanganan pandemi COVID-19 di masa pemerintahannya. Menurut Donald Trump, orang yang patut disalahkan adalah kedua penasihat medis dan epideminya, Anthony Fauci serta Deborah Birx.
"Keduanya adalah pencari perhatian yang mencoba menutup-nutupi rekomendasi-rekomendasi buruk mereka selama ini. Untungnya, saya hampir selalu berhasil mengabaikannya," klaim Donald Trump pada Senin kemarin waktu Amerika, dikutip dari Channel News Asia, 29 Maret 2021.
Tidak berhenti di situ, Donald Trump juga membuat tuduhan-tuduhan lain. Perihal Fauci, misalnya, Donald Trump menyebut Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular tersebut mencoba mengklaim pengembangan vaksin COVID-19 sebagai jasanya.
Sementara itu, perihal Deborah Birx, Donald Trump menyebutnya sebagai pembohong kelas kakap. Klaim Trump, Deborah Birx memberikan rekomendasi-rekomendasi penanganan pandemi COVID-19 yang tidak memiliki kredibilitas.
"Dan, keduanya bergerak terlalu lamban. Jika saya terlalu menuruti keduanya, saat ini warga bakal terkunci di ruang bawah tanah dan Amerika mengalami krisis ekonomi," ujar Trump.
Klaim atau tuduhan-tuduhan tersebut disampaikan Trump sebagai respon atas pernyataan Fauci dan Birx dalam dokumenter COVID-19 CNN. Dalam dokumenter itu, keduanya mengkritik cara Trump menangani pandemi COVID-19.
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]
Anthony Fauci, misalnya, menyatakan kaget ketika Donald Trump meminta para warga Amerika untuk membebaskan diri dari pembatasan sosial dan kembali beraktivitas. Padahal, saat itu, Fauci mengaku merekomendasikan lockdown ke Trump agar peredaran virus bisa ditekan. Trump, sebagaimana diketahui, kerap menyepelekan COVID-19, bahkan setelah dirinya sendiri tertular.
Berbeda dengan Fauci, Deborah Birx mengkritik cara Donald Trump mengkomunikasikan situasi penanganan pandemi COVID-19. Menurutnya, administrasi Donald Trump kerap memberikan pesan yang menyesatkan atau tidak konsisten soal pandemi.
"Pemerintah federal tidak memiliki pesan yang konsisten untuk warga Amerika dan itu baru satu kesalahan saja," ujar Birx.
Setelah Donald Trump tak lagi menjabat sebagai Presiden Amerika, Birx memutuskan untuk pensiun. Ia mengaku pengalamannya di Gedung Putih, sebagai penasihat Trump, sungguh berat dan mempengaruhi nama baiknya. Salah satu momen yang ia ingat adalah ketika Donald Trump menganjurkan penyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh untuk menangkal COVID-19.
Sementara Birx pensiun, Fauci bertahan sebagai penasihat medis Gedung Putih atas lobi Presiden Joe Biden. Joe Biden, seperti diberitakan, berhasil menggenjot angka vaksinasi COVID-19 jauh melebihi target dan telah menaikkan targetnya menjadi dua kali lipat dari angka semula. Hal itu berbeda dibanding masa Donald Trump.
Baca juga: Joe Biden Perbarui Target Vaksinasi COVID-19 Jadi Dua Kali Lipat
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA