TEMPO.CO, Jakarta - Banyak anak muda di Amerika Serikat dilaporkan mengalami depresi atau cemas dalam enam bulan terakhir selama pandemi Covid-19. Hal itu berdasarkan sebuah laporan yang dipublikasi Pemerintah Amerika Serikat pada Jumat, 26 Maret 2021, yang juga menyebut hanya sedikit orang dalam kondisi tersebut, yang mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Anak muda dalam laporan tersebut adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun, yang mengalami gejala kegelisahan atau depresi. Mereka yang berada dalam kondisi ini meningkat setelah Amerika Serikat memberlakukan lockdown demi menghentikan penyebaran wabah virus corona. Covid-19 di Negeri Abang Sam telah membuat angka kematian meningkat mengingat virus corona yang dengan cepat menyebar.
Baca juga: Studi AS: Penularan Covid-19 Jarang di Sekolah yang Patuh Protokol Kesehatan
Pada periode Agustus 2020 dan Februari 2021, ada 41,5 persen jumlah anak muda Amerika Serikat yang mengalami kecemasan atau depresi. Angka itu naik dibanding periode sebelumnya, yakni 36,4 persen. Tidak sedikit dari mereka yang dalam kondisi seperti ini, tidak mendapatkan bantuan konseling kesehatan mental yang mereka butuhkan.
Temuan itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh Household Pulse Survey dibawah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) serta Biro Sensus Amerika Serikat, yang memantau perubahan mental dan akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan mental selama pandemi Covid-19.
“Tren kesehatan mental dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi dampak strategis dan cara mengatasi kesehatan mental orang dewasa serta bagaimana merawatnya selama pandemi Covid-19,” demikian bunyi hasil studi CDC Morbidity and Mortality Weekly Report, Jumat, 26 Maret 2021.
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Studi itu juga menemukan mereka yang tingkat pendidikannya kurang, lebih berisiko. Hanya saja, tidak ada penjelasan mengenai hal ini.
Kendati imunisasi vaksin virus corona sudah digulirkan sejak akhir 2020, namun dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan mental masih berlanjut sampai 2021.
Survei menemukan selama 20 Januari 2021 sampai 1 Februari 2021, ada 2 dari 5 orang dewasa usia lebih dari 18 tahun, yang mengalami gejala kecemasan atau gangguan depresi.
Sumber: Reuters