TEMPO.CO, Jakarta - Hampir seribu etnis Uighur melakukan unjuk rasa di Kota Istanbul, Turki, pada Kamis 25 Maret 2021 menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri Cina (Menlu) Wang Yi ke Turki. Kunjungan Wang akan fokus membahas dengan mitranya di Turki mengenai vaksin virus corona an pakta ektradisi kedua negara.
Wang juga secara pribadi melakukan pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kunjungan Wang ke Turki dalam kondisi angka positif Covid-19 di negara itu, naik. Pada awal bulan lalu, Turki mulai melonggarkan aturan pencegahan penyebaran virus corona.
Turki menggunakan vaksin virus corona Sinovac dalam program imunisasi corona. Sekarang ini, Turki sedang dalam proses negosiasi untuk pengiriman baru.
Akan tetapi, di Turki ada sekitar 50 ribu masyarakat etnis Uighur yang waswas pengiriman vaksin virus corona dari Cina akan tergantung pada ratifikasi Turki soal pakta ekstradisi, yang disetujui parlemen Beijing akhir tahun lalu. Kedua negara secara resmi menampik kekhawatiran etnis Uighur di Turki.
“Saya telah menyampaikan kepekaan Turki dan pandangan kami mengenai etnis Uighur di Turki (kepada Menteri Luar Negeri Cina),” kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.
Baca juga: Burberry Kena Imbas Pertama Boikot Cina karena Protes Kerja Paksa di Xinjiang
Menurut Cavusoglu, Cina dan Turki akan sama-sama meningkatkan kerja sama dalam memerangi pandemi Covid-19 serta penyediaan vaksin virus corona.
Masyarakat etnis Uighur di Turki dalam unjuk rasa Kamis, 25 Maret 2021, membawa bendera separatis Uighur yang memproklamasikan sebagai negara Turmenistan Timur. Mereka berkumpul di kota tua Istanbul sambil meneriakkan kalimat ‘Cina, hentikan genosida’. Di bagian lain, Kepolisian Turki memaksa sekelompok kecil demonstran untuk menjauh dari kantor Kedutaan Besar di Ankara
Kelompok-kelompok HAM sangat yakin, setidaknya satu juta etnis minoritas Uighur, ditahan di kamp-kamp yang tersebar di wilayah barat laut Xinjiang, Cina. Beijing menyangkal tuduhan yang diarahkan pada negara itu dan menyebut sedang menyusun program pelatihan serta skema kerja untuk membantu memberantas terorisme di wilayah tersebut.
Sumber: channelnewsasia.com