TEMPO.CO, Jakarta - Thailand melaporkan kematian pertama seseorang yang menerima vaksin Covid-19, tetapi penyelidikan Kementerian Kesehatan Masyarakat mengatakan kematian itu tidak disebabkan oleh vaksinasi.
Seorang pasien berusia 60 tahun meninggal 10 hari setelah disuntik dengan vaksin. Ia dilaporkan menderita aneurisma aorta perut. Pasien telah menderita penyakit kronis sejak lahir, menurut Bangkok Post.
Tidak jelas apa penyakitnya, tetapi orang tersebut membutuhkan perawatan rutin sepanjang hidupnya.
Ia baru-baru ini menjalani operasi, tetapi penyakitnya memburuk dan menyebabkan kematian pasien, menurut wakil direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit, Sophon Mekthon, dikutip dari Thaiger, 26 Maret 2021.
Hanya ada 2 laporan efek samping yang parah setelah injeksi vaksin Covid-19 sejak Thailand memulai kampanye imunisasi pada 28 Februari, menurut Sophon, yang juga ketua subkomite pemerintah untuk manajemen vaksin Covid-19.
Pasien lain menderita gejala gatal-gatal setelah mendapatkan vaksin, kata Sophon. Pasien berusia 60 tahun itu merupakan kematian pertama yang dilaporkan di Thailand setelah menerima vaksin Covid-19. Sophon mengatakan dia yakin pecahnya aneurisma tidak ada hubungannya dengan vaksin.
"Dugaan kami adalah bahwa kematian mungkin tidak terkait dengan vaksin, karena aneurisma perut dapat pecah kapan saja dan sekitar 20% pasien tidak menunjukkan gejala sebelum pecah...Kami melihat kedua kasus secara rinci untuk menentukan apakah gejalanya terkait dengan vaksin," kata Sophon.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menunjukan botol vaksin Covid-19 AstraZeneca sebelum disuntikan di Gedung Pemerintahan di Bangkok, Thailand, 16 Maret 2021. Sebelumnya Thailand juga menunda penyuntikan vaksin AstraZeneca yang sejatinya dijadwalkan mulai 12 Maret lalu. Thailand Government House/Handout via REUTERS
Pria itu disuntik vaksin Covid-19 pada 3 Maret dan meninggal pada 13 Maret.
"Saya yakin kematian ini karena aneurisma dan tidak terkait dengan vaksin," kata Sophon dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.
Pejabat kesehatan Thailand itu mengimbau masyarakat tetap tenang pada Jumat setelah kematian penerima vaksin tersebut.
Sophon mengatakan program vaksinasi negara akan terus dilanjutkan. Penyebab kematian berasal dari aneurisma aorta perut (AAA) yang pecah, kata Sophon Mekthon.
AAA adalah pembengkakan pembuluh darah utama yang mengarah dari jantung dan jika pecah bisa berakibat fatal.
Pria, yang usianya tidak diungkapkan, memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan telah menjalani operasi pada Januari, kata pejabat kesehatan Tawee Chotpitayasunond, menggambarkannya sebagai "bom waktu di dalam tubuh".
Baca juga: Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha Disuntik Vaksin Virus Corona
Saat ini Thailand telah melaporkan 28.577 infeksi virus corona dan 92 kematian akibat Covid-19.
Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengimbau masyarakat untuk tetap mengikuti vaksinasi.
Sejauh ini, Thailand telah memberikan sekitar 136.000 dosis vaksin virus corona, sebagian besar menggunakan vaksin Sinovac Biotech China, tetapi vaksin AstraZeneca juga telah diberikan.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha adalah orang pertama di Thailand yang menerima suntikan AstraZeneca pada 16 Maret, yang ditunda beberapa hari setelah laporan di Eropa tentang pembekuan darah di antara beberapa penerima vaksin itu.
Mereka yang disuntik vaksin Covid-19 di Thailand sejauh ini adalah pekerja atau kelompok medis garis depan yang dianggap berisiko karena kemungkinan terpapar virus, atau kelompok usia rentan dan mereka yang memiliki riwayat kesehatan yang rentan terpapar Covid-19.