TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan internasional tidak menghentikan pengembangan senjata Korea Utara. Kantor berita Reuters melaporkan, Korea Utara baru saja meluncurkan dua rudal balistik terbaru ke wilayah perairan dekat Jepang pada Kamis kemarin. Jika uji rudal itu benar terjadi, maka memperbesar tekanan ke Amerika untuk meninjau kembali kebijakan luar negerinya perihal Korea Utara.
Munculnya kabar uji rudal itu sendiri berbarengan dengan dimulainya relay obor menuju Olimpiade Tokyo 2021. Hal itu mengindikasikan Korea Utara ingin menarik perhatian Jepang dan Amerika yang sempat membahas ancaman Korea Utara pekan lalu.
Analis isu nuklir dari Massachusetts Institute of Technology, Vipin Narang, berpendapat aksi Korea Utara tak kemudian mengindikasikan negosiasi denuklirisasi tamat. Hal itu, kata ia, adalah upaya Korea Utara untuk menunjukkan persenjataan dan daya tawar mereka meningkat dalam negosiasi denuklirisasi dengan Amerika.
"Semakin hari berlalu tanpa ada kesepakatan, maka makin besar ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," ujar Narang, Kamis, 25 Maret 2021.
Sebelum uji coba rudal pada Kamis ini, Korea Utara juga sempat menguji coba beberapa rudal mereka yang ditembakkan dari kapal. Namun, saat itu, administrasi Presiden Joe Biden menganggapnya bukan sebagai tindakan provokasi, tetapi "bisnis seperti biasa".
Rudal balistik yang bisa diluncurkan dari kapal selam (SLBM) dipamerkan dalam parade militer untuk memperingati Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021. KCNA via REUTERS
Pemerintah Amerika, hingga berita ini ditulis, belum memberikan pernyataan resmi soal uji rudal Korea Utara. Namun, salah seorang pejabat di administrasi Joe Biden menyatakan kajian akhir soal kebijakan Korea Utara tengah berlangsung. Isinya akan mencakup beberapa hal mulai dari isu HAM, denuklirisasi, dan sanksi.
Mantan agen intelijen Amerika untuk urusan Korea Utara, Markus Garlauskas, menyarankan administrasi Joe Biden sebaiknya segera bertindak soal Korea Utara. Ia berkata, jangan sampai ancaman Korea Utara diabaikan karena Kim Jong Un serius dengan pengembangan senjatanya, tak terkecuali nuklir.
"Meremehkan uji rudal Korea Utara tidak akan membantu diplomasi Amerika terhadap mereka. Itu hanya malah akan membuat Korea Utara makin berani bertindak untuk mengetas sejauh mana batas administrasi Joe Biden," ujar Garlauskas menegaskan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menyatakan Korea Utara tutup pintu untuk langkah diplomasi dari mereka. Belakangan, Pemerintah Korea Utara menyatakan Amerika jangan mencari masalah dengan mereka jika ingin berdamai.
Baca juga: Korea Utara Minta Amerika Jangan Cari Masalah Jika Ingin Berdamai
ISTMAN MP | REUTERS