TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Hong Kong pada Rabu, 24 Maret 2021 menghentikan sementara penggunaan vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech. Keputusan itu diambil karena ada kemasan vaksin yang rusak sehingga memancing kebingungan di pusat-pusat imunisasi vaksin virus corona di penjuru Hong Kong.
“Sebagai langkah hati-hati, BioNTech telah meminta agar penggunaan vaksin (yang kemasannya rusak) dihentikan hingga investigasi selesai dilakukan,” kata Direktur Kesehatan Hong Kong Constance Chan.
Chan mengatakan pihaknya telah menghubungi distributor setelah menemukan adanya sejumlah retakan di kemasan vaksin dan noda di beberapa botol vaksin.
Vaksin BioNTech didistribusikan di Hong Kong dan Makau melalui kemitraan Fosun Pharma dari Cina. Data Pemerintah Hong Kong memperlihatkan vaksin virus corona BioNTech dalam sepekan terakhir banyak dipilih oleh masyarakat Hong Kong, ketimbang Sinovac.
Seorang anggota staf memegang kode QR untuk aplikasi pelacakan kontak Covid-19 "LeaveHomeSafe" kepada konsumen di sebuah restoran, setelah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Hong Kong, Cina 18 Februari 2021. [REUTERS / Tyrone Siu]
Seorang staf di pusat imunisasi vaksin virus corona mengatakan telah meminta masyarakat yang datang untuk pulang lagi. Kondisi ini telah membuat masyarakat Hong Kong kebingungan dan meminta penjelasan.
Hong Kong memulai imunisasi vaksin virus corona pada Februari 2021 menggunakan vaksin Sinovac. Namun pada Maret 2021, Hong Kong mulai menawarkan vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech.
Sebuah media di Hong Kong mewartakan seorang dokter kena tegur karena mempromosikan vaksin virus corona BioNTech, ketimbang Sinovac.
Imunisasi vaksin virus corona di Hong Kong berjalan lambat setelah muncul rasa kurang percaya pada vaksin virus corona buatan Cina, Sinovac dan waswas yang muncul akan efek samping yang ditimbulkan.
Sumber: Reuters