TEMPO.CO, Jakarta - Belanda meminta klarifikasi dari Israel atas status Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. Hal ini dipertanyakan setelah kredensial perjalanan al-Maliki dicabut saat dia mengunjungi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Hague, Belanda.
“Kami telah mengangkat permasalahan ini dengan Kedutaan Besar Israel mengenai hal ini. Belanda fokus pada fakta bahwa ICC harus bisa menjalankan tugasnya tanpa campur tangan,’ kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda.
Israel menolak berkomentar mengenai hal ini.
Baca juga: Amerika Serikat Tak Bisa Sendiri Jadi Mediator Israel - Palestina
Logo International Criminal Court (ICC) di Den Hague, Belanda. Sumber: aa.com.tr
Sebelumnya pada Minggu, 21 Maret 2021, sumber di Palestina mengatakan kartu VIP al-Maliki telah di sita. Kartu VIP itu diberikan oleh Israel yang memungkinkan pejabat tinggi dari Palestina bergerak bebas melintasi wilayah perbatasan.
Jaksa penuntut di ICC Fatou Bensouda mengumumkan pada bulan ini pihaknya akan melakukan investigasi atas kejahatan perang di wilayah teritorial Palestina setelah putusan ICC menyebut mereka memiliki yurisdiksi pada kasus tersebut.
“Kami tidak akan menjadi subjek intimidasi karena kmai mencari keadilan bagi para korban kekejaman yang dilakukan di Palestina,” kata Rawan Sulaiman, Kepala misi untuk Palestina di Belanda dan Wakil Palestina di ICC.
Sulaiman pun mendesak semua anggota ICC agar mendukung integritas, ketidak-berpihakan dan independensi ICC terkait ancaman yang terus dihadapi oleh mereka yang bekerja di ICC.
Israel, yang tidak mengakui yurisdiksi ICC, dan Amerika Serikat sama-sama mengecam penyelidikan investigasi kejahatan perang. Mantan Presiden Donald Trump bahkan pernah menjatuhkan sanksi keuangan pada Bensouda dan timnya.
Sumber: Reuters