TEMPO.CO, - Parlemen Australia pada Senin membahas untuk mengeluarkan mosi mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Cina pada Senin kemarin. Mereka melihat langkah parlemen sejumlah negara yang lebih dulu menyatakan pemerintah Cina melakukan genosida terhadap orang Uighur di Xinjiang.
"Pelanggaran hak asasi manusia yang paling mengerikan dan sistematis di dunia terjadi di Xinjiang," kata Kevin Andrews, anggota parlemen dari partai Liberal yang berkuasa di Australia, dikutip dari Reuters, Senin, 22 Maret 2021.
Pernyataan Andrews ini mendapat dukungan dari anggota parlemen dari semua partai besar.
Andrews mengutip pernyataan dari parlemen Belanda, Kanada, Menteri Luar Negeri AS yang menyebut pemerintah Cina mendirikan kamp-kamp konsentrasi dan memberlakukan kerja paksa terhadap etnis Uighur.
Seorang anggota parlemen dari Partai Buruh mengatakan ada lebih dari 3 ribu orang Uighur yang tinggal di daerah pemilihannya di Australia. Mereka merasa putus asa serta cemas terhadap kerabatnya yang ada di Xinjiang.
"Sebagian besar orang Uighur Australia mengenal seseorang yang telah hilang atau tidak terdengar selama bertahun-tahun. Mereka yang di sini tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati," kata Anne Stanley, yang mewakili Werriwa di Sydney barat, kepada parlemen.
Dalam sebuah pernyataan, kedutaan besar Cina menanggapi negatif apa yang dilakukan parlemen Australia. "Kami dengan tegas menolak retorika konyol dan tidak masuk akal di Xinjiang oleh segelintir anggota di sidang DPR hari ini".
"Tuduhan mereka, berdasarkan disinformasi dan kebohongan dan karena motif politik, sengaja dibuat untuk mencoreng Cina," bunyi pernyataan itu menanggapi sidang DPR Australia.
Baca juga: Parlemen Belanda Sebut Perlakuan Cina ke Uighur sebagai Genosida
Sumber: REUTERS