TEMPO.CO, Jakarta - KBRI di Tokyo, Jepang, mengkonfirmasi sejauh ini tidak ada WNI di Jepang yang terdampak dari musibah gempa bumi pada Sabtu, 20 Maret 2021. KBRI meyakinkan akan terus monitor kondisi pasca-gempa melalui media lokal, laporan Otoritas maupun informasi dari masyarakat.
“KBRI telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah tersebut untuk memonitor kondisi WNI. Sampai saat ini belum ada laporan adanya WNI terdampak gempa,” demikian keterangan KBRI Tokyo yang disampaikan melalui Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Minggu, 21 Maret 2021.
5 https://t.co/sZXfjGJgy2#nhk_video pic.twitter.com/Lio2rqAg1P
— NHK (@nhk_news) March 20, 2021
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,4 di Maluku Utara Akibat Aktivitas Sesar Lokal
Gempa bumi di Jepang pada Sabtu kemarin persisnya terjadi pada pukul 18.09 waktu setempat di lepas laut Prefektur Miyagi dengan kedalaman 60 km. Japan Meterological Agency (JMA) telah mengeluarkan peringatan tsunami, dimana diperkirakan tsunami dapat mencapai ketinggian 1 meter.
Akan tetapi, JMA merevisi skala magnitudo gempa yang terjadi pada tanggal 20 Maret 2021 pukul 18.09 JST, yaitu 6,9 M dari sebelumnya 7,2 M (level 5 upper seismic intensity scale). Pada pukul 20.00 JST JMA mencabut peringatan tsunami.
Pejabat BMKG mengatakan mungkin ada beberapa perubahan ketinggian pasang surut, tetapi tidak ada kekhawatiran kerusakan akibat tsunami. Petugas pemadam kebakaran di yurisdiksi Miyagi melaporkan tidak ada kerusakan akibat musibah gempa bumi ini. Reaktor nuklir di wilayah timur Jepang, juga aman
Sumber: CNN.com