TEMPO.CO, Jakarta - Gugus tugas penanganan Covid-19 di Thailand pada Jumat, 19 Maret 2021 mengumumkan akan melarang acara Perang Air pada tahun ini. Pembatalan ini adalah yang kedua kalinya gara-gara pandemi virus corona.
Perang Air atau festival Songkran biasanya dilakukan saban tahun setiap 13 April – 15 April. Dalam festival menyambut tahun baru Thailand itu, warga akan turun ke jalan dan saling menyemprotkan air dengan ‘senapan air’ atau membuang air dari mobil-mobil pick-up. Acara ini digambarkan sebagai acara Perang Air terbesar di dunia.
“Perang Air tidak akan terjadi pada festival Songkran. Kami harus meminta Anda bekerja sama dengan kami,” kata Taweesin Wisanuyothin, gugus tugas penanganan Covid-19.
Baca juga: Thailand Tetap Pakai Vaksin Covid-19 AstraZeneca Meski Ada Kasus Pembekuan Darah
Menurut Taweesin, acara pesta busa juga akan dilarang. Namun acara menuang air ke tangan orang tua, kegiatan keagamaan serta lalu-lintas antar provinsi untuk mengunjungi saudara akan diperbolehkan.
Thailand termasuk sukses dalam menangani pendemi Covid-19. Kasus kematian akibat Covidd-19 di Negara Gajah Putih ini tercatat 88 orang.
Akan tetapi, Thailand masih memperketat pengendalian wilayah perbatasannya sehingga berdampak pada remuknya sektor pariwisata Thailand. Revenue industri pariwisata Thailand turun sampai lebih dari 80 persen karena jumlah kunjungna turis asing anjlok dari 40 juta orang pada 2019 menjadi 6,7 juta turis asing pada 2020.
Imunisasi vaksin virus corona yang mulai digulirkan diharapkan bisa menghidupkan kembali industri pariwisata Thailand. Taweesin mengatakan pihaknya berencana melonggarkan aturan karantina bagi pelancong terhitung mulai 1 April 2021.
Awalnya, pelancong yang tiba di Thailand harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari, namun sekarang dipangkas menjadi 10 hari sejak kedatangan. Jumlah waktu karantina yang lebih sedikit diberikan kepada mereka yang sudah mendapat vaksin virus corona.
Sumber: Reuters