TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Hong Kong pada Senin, 15 Maret 2021, memutuskan untuk memperluas skema imunisasi massal vaksin virus corona, termasuk kepada mereka yang berusia usia 30 tahun – 60 tahun. Asisten rumah tangga juga masuk dalam kategori yang boleh mendapat vaksin virus corona di Hong Kong.
Antusiasme masyarakat Hong Kong untuk mendapat suntik vaksin virus corona relatif sepi sejak Hong Kong melakukan imunisasi massal vaksin virus corona sejak Februari 2021 lalu. Ketika itu, Hong Kong menggunakan vaksin virus corona buatan Cina, Sinovac Biotech Ltd. Pada awal bulan ini, Hong Kong baru menambahkan vaksin virus corona Pfizer – BioNTech.
Dilaporkan pula, setidaknya enam orang meninggal dan beberapa terkena penyakit serius setelah menerima dosis pertama vaksin Sinovac dari Cina. Pemerintah Kota Hong Kong meyakinkan tidak ada sangkut-pautnya dengan suntik vaksin virus corona dengan dua kematian yang terjadi. Sedangkan sisa empat kematian lainnya masih dianalisis.
Petugas kesehatan di luar pintu apartemen Hong Mei House di Cheung Hong Estate, Hong Kong, 11 Februari 2020.[Felix Wong/South China Morning Post]
Baca juga: Pemerintah Hong Kong Dukung Cina Ubah Sistem Elektoral jadi Pro Loyalis
Sekitar 190 ribu orang di Hong Kong sudah menerima dosis pertama suntik vaksin virus corona. Jumlah itu sekitar 2,5 persen dari populasi Hong Kong.
Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan mengatakan Hong Kong sedang menghadapi momen kritis dalam pengendalian Covid-19. Dengan melakukan vaksinasi terhadap 7,5 juta masyarakat Hong Kong itu akan membantu Hong Kong menuju kenormalitas dan melonggarkan kebijakan jaga jarak fisik.
Dengan kebijakan Hong Kong memperluas siapa saja yang berhak mendapatkan suntik vaksin virus corona, maka ada tambahan lagi sekitar 5 juta penduduk Hong Kong, yang bisa mendapat imunisasi ini.
“Saya mendesak masyarakat agar divaksin segera untuk melindungi diri Anda dan orang lain serta meningkatkan angka rata-rata inokulasi,” kata Chan.
Sebelumnya kantor Konsulat Amerika Serikat di Hong Kong melaporkan pada Senin, 15 Maret 2021, ada dua pegawainya yang hasil tesnya positif Covid-19. Walhasil, kantor Konsulat Amerika Serikat di Hong Kong ditutup sementara untuk disinfeksi. Orang-orang yang sudah melakukan kontak dengan dua pasien Covid-19 ini, juga akan disusuri.
Sumber: Reuters