TEMPO.CO, Jakarta - Kazakhstan sedang menghadapi kekurangan pasokan obat-obatan penting seperti aspirin setelah Pemerintah mencoba menekan produsen obat dan distributor obat di sana untuk memangkas harga.
Sejumlah sumber di industri obat Kazakhstan berusaha untuk memastikan penjualan obat-obatan untuk merawat pasien Covid-19 dijual dengan keuntungan seminimal mungkin. Namun sejumlah produsen mengatakan upaya itu telah menjadi bumerang dan berdampak pada obat-obatan yang digunakan untuk merawat penyakit lain.
Baca juga: Kazakhstan Hapuskan Hukuman Mati Setelah Belasan Tahun Moratorium
Kazakhstan telah mengatur harga obat-obatan sejak 2019. Negara bekas pecahan Uni Soviet itu juga telah memberlakukan pembatasan logistik, keuntungan penjualan serta mark-up sebagai proporsi dari harga bekas pekerjaan.
Para pekerja membongkar kotak-kotak berisi peralatan medis dan pelindung yang dikirim dari Tiongkok untuk membantu memerangi wabah Virus Corona di Bandara Internasional Almaty, Kazakhstan, 2 April 2020. REUTERS/Pavel Mikheyev
Sebelumnya pada Januari 2021, Kazakhstan telah mempublikasi sebuah daftar yang digambarkan sebagai obat-obatan anti-Covid, yang semakin menggerus keuntungan. Dampak dari kebijakan ini, harga jual eceran obat-obatan menjadi turun rata-rata sampai 40 persen.
Sayangnya, dalam daftar itu masuk pula sejumlah obat-obatan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan obat perawatan Covid-19. Walhasil, hal ini membuat importir dan distributor tidak punya waktu untuk menjual stok yang ada dengan harga lebih tinggi.
“Pasar biasanya punya persediaan untuk 2 bulan – 3 bulan, yang artinya toko-toko obat dan distributor punya stok yang cukup banyak untuk dijual dengan harga murah dan hal ini membuat mereka merugi,” kata Arminas Macevicius, Direktur CIS dari perusahaan farmasi Stada.
Obat anti-Covid cakupannya sangat luas, seperti obat tetes mata, aspirin dan Cardiomagnyl, yakni seuah obat yang cukup populer yang digunakan utnuk mencegah penyakit cardivaskular.
Obat Cardiomagnyl sekarang ini sudah menghilang dari sebagian besar toko-toko obat di Kazakhstan. Sejumlah produsen obat telah membantu distributor untuk mengimbangi kerugian yang mereka alami. Namun mereka tidak berniat untuk memberikan suplai obat yang dijual rugi.
Sumber: Reuters