TEMPO.CO, Jakarta - Larangan menyanyi untuk siswi Afganistan pekan lalu menarik protes di kalangan perempuan Afganistan, dengan mengunggah video diri mereka bernyanyi di media sosial.
Kementerian pendidikan Afganistan melarang perempuan berusia 12 tahun ke atas menyanyi di depan publik, termasuk paduan suara siswi sekolah yang biasanya tampil rutin dalam acara resmi Afganistan.
Perintah tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa pejabat pendidikan melakukan Talibanisasi di Afganistan, menandai kembalinya era ketika kelompok bersenjata Taliban melarang partisipasi perempuan di hampir semua bagian aktivitas publik.
Para pengguna media sosial menggunakan tagar #IAmMySong untuk memprotes larangan bernyanyi.
"Di Afganistan hari ini, Kementerian Pendidikan mencekik suara gadis-gadis kecil kami dengan melarang mereka menyanyi," cuit Shamila Kohestani di Twitter, mantan kapten tim nasional sepak bola perempuan Afganistan, dikutip dari Al Jazeera, 16 Maret 2021.
"Mereka benar-benar mengajari gadis-gadis bahwa mereka tidak memiliki suara. #IAmMySong."
"Saya merasa Taliban kembali lagi," kata pengguna Facebook Tayeb Safa.
Baca juga: Afghanistan Larang Siswi Berusia di Atas 12 Tahun Menyanyi di Acara Publik
Pada Senin Kementerian Pendidikan Afganistan pada Senin mencabut dekrit larangan bernyanyi, membalikkan keputusan sebelumnya, setelah kritik tajam di dalam dan luar negeri.
"Surat yang dikeluarkan baru-baru ini oleh departemen pendidikan kota Kabul tidak mencerminkan sikap dan kebijakan resmi Kementerian Pendidikan," Najiba Aryan, juru bicara kementerian, dikutip dari Arab News.
"Kementerian Pendidikan sedang mengkaji masalah tersebut, akan membagikan temuannya dan jika perlu, juga akan mengambil tindakan disipliner," katanya.
Keputusan larangan menyanyi terungkap setelah pada 10 Maret ketika bocoran surat dari Ahmad Zamir Kawara, direktur pendidikan Kabul, yang meminta semua sekolah negeri dan swasta Afganistan untuk melarang siswi sekolah berusia 12 tahun ke atas tampil di paduan suara musik dalam upacara dan program publik apa pun.