TEMPO.CO, Jakarta - Venezuela tidak akan memberikan pengesahan kepada vaksin virus corona buatan AstraZeneca. Hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden Delcy Rodriguez pada Senin, 15 Maret 2021, dengan alasan vaksin itu berdampak pada pasien-pasien.
Rodriguez tidak menyebutkan secara jelas efek apa yang dimaksud. Namun pernyataan Rodriguez itu disampaikan setelah beberapa negara di Eropa menghentikan sementara imunisasi vaksin virus corona menggunakan vaksin buatan AstraZeneca menyusul adanya laporan pembekuan darah pada beberapa orang mendapat suntik vaksin tersebut.
Beberapa negara yang terus menggunakan vaksin AstraZeneca adalah Kanada dan Australia. Venezuela sejauh ini menggunakan vaksin virus corona buatan Sputnik V dari Rusia dan Sinopharm buatan Cina.
Venezuela telah melakukan pembicaraan dengan dengan politikus oposisi agar negara itu bisa diakui sebagai negara yang berhak mendapatkan vaksin virus corona dari negara – negara barat yang dikoordinir oleh WHO lewat program yang bernama COVAX. Program ini memberikan vaksin virus corona kepada negara-negara miskin di dunia.
Baca juga: Presiden Venezuela Disuntik Vaksin Virus Corona Buatan Sputnik
Vaksin virus corona AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang digunakan dalam program inisiatif COVAX ini.
Rodriguez mengatakan mereka telah melakukan pertemuan dengan seorang perwakilan dari Organisasi Kesehatan Pan-Amerika untuk mengulangi lagi permintaan agar Inggris mau mencaikan cadangan emas Venezuela yang dibekukan negara itu. Dengan begitu, Venezuela bisa memfasilitasi pembayaran untuk vaksin virus corona di bawah program COVAX.
Sumber: Reuters