TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Joe Biden tidak memiliki rencana untuk melibatkan mantan Presiden Donald Trump dalam promosi vaksinasi COVID-19. Dikutip dari kantor berita Reuters, Presiden Amerika ke-46 itu merasa Donald Trump tidak akan mau membantunya untuk membujuk warga yang enggan divaksin.
Pernyataan Joe Biden tersebut menyusul perkatan Penasihat Medis Gedung Putih, Anthony Fauci, soal bagaimana Donald Trump bisa dilibatkan dalam kampanye vaksinasi COVID-19. Menurut Fauci, Donald Trump bisa membantu pemerintah dengan membujuk pendukung-pendukungnya untuk mau divaksin.
"Saya sudah membahas hal itu dengan tim saya. Menurut mereka, hal yang lebih berdampak dibanding melibatkan Donald Trump adalah mendekati tokoh-tokoh masyarakat seperti pendeta, dokter, dan sebagainya," ujar Joe Biden, Senin, 15 Maret 2021.
Diberitakan sebelumnya, masih banyak orang yang enggan divaksin di Amerika. Kebanyakan dari mereka adalah Republikan. Menurut survei dari Marist Poll, separuh dari pria Amerika yang mengklaim dirinya sebagai Republikan menyatakan tidak memiliki rencana untuk mengikuti vaksinasi.
Meski vaksinasi di Amerika sudah melampaui target awal, administrasi Joe Biden ingin vaksinasi COVID-19 digencarkan lagi. Harapannya, dengan vaksinasi yang lebih gencar, Amerika sudah bisa mulai merasakan normalitas pada musim panas nanti, terutama saat Hari Kemerdekaan, 4 Juli 2021. Oleh karenanya, penting untuk membujuk Republikan mau divaksin.
Donald Trump dianggap beberapa pihak, termasuk Fauci, bisa membantu karena ia masih populer di kalangan Republikan atau konservatif. Dengan popularitas itu, Donald Trump diharapkan bisa membujuk pendukungnya untuk mau divaksin. Lagipula, selama ini, Donald Trump relatif jarang berbicara soal vaksinasi COVID-19.
Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara di Conservative Political Action Conference di Orlando, Florida, AS 28 Februari 2021. [REUTERS / Joe Skipper]
Terakhir kali Donald Trump berbicara soal vaksinasi COVID-19 adalah pada momen Konferensi Konservatif Amerika 2021. Di event itu, ia meminta warga untuk tidak takut mengikuti vaksinasi COVID-19. Donald Trump sendiri dikabarkan sudah menjalani vaksinasi COVID-19 mengingat dirinya juga pernah tertular.
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menyatakan opsi melibatkan Donald Trump sudah dipertimbangkan. Ia tidak membantah Donald Trump bisa membantu, namun ragu Donald Trump akan mau melakukannya.
"Jika Donald Trump tiba-tiba mau lebih vokal terkait vaksinasi COVID-19, kami jelas akan sangat mendukungnya," ujar Psaki.
Psaki berkata, untuk saat ini, pemerintah akan fokus terhadap tokoh-tokoh masyarakat saja. Salah satu yang disasar, kata ia, adalah evangelis yang memiliki banyak pengikut konservatif.
"Target Presiden Joe Biden adalah memvaksinasi seluruh penduduk Amerika, bukan hanya pendukungnya saja. Kami tahu bahwa kami harus menyasar semuanya, termasuk konservatif. Peran pengantar pesan yang bisa kami percaya adala hal yang penting sifatnya," ujar Psaki menegaskan.
Per Senin kemarin, angka vaksinasi COVID-19 harian di Amerika sudah menyentuh 2,3 juta suntikan per hari. Angka tersebut 800 ribu lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan Presiden Joe Biden Januari lalu, 1,5 juta suntikan per hari. Adapun jumlah dosis vaksin COVID-19 yang sudah disuntikkan adalah 107 juta dosis dari total 135 juta dosis yang telah didistribusikan.
Baca juga: Anthony Fauci Minta Donald Trump Ajak Pendukungnya Vaksinasi COVID-19
ISTMAN MP | REUTERS