TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara akhirnya merespon Amerika yang mengklaim tidak bisa menghubungi selama berhari-hari. Namun, respon tersebut tidak diberikan oleh Kim Jong Un selaku pemimpinnya, tetapi via adik perempuannya Kim Yo Jong. Kim Yo Jong berkata, jika Amerika menginginkan perdamaian, maka jangan mencari gara-gara dengan Korea Utara.
Pernyataan Kim Yo Jong tersebut berkaitan dengan latihan militer bersama serta patroli yang dilakukan Angkatan Laut Amerika di Semenanjung Korea. Amerika melakukan kegiatan itu bersama Korea Selatan yang mensinyalkan makin dekatnya hubungan kedua negara.
"Kami menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan Pemerintah Amerika yang mencoba memprovokasi di wilayah kami sendiri. Jika administrasi (baru) Amerika menginginkan damai untuk empat tahun ke depan, jangan cari gara-gara," ujar Kim Yo Jong, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 16 Maret 2021.
Kim Yo Jong melanjutkan, dirinya akan terus memantau perkembangan hubungan Korea Selatan dan Amerika. Jika hubungan tersebut berujung pada hal yang menyudutkan Korea Utara, Kim Yo Jong berjanji bakal ada respon keras dari mereka.
Salah satu respon tersebut, menurut Kim Yo Jong, bisa berupa pengakhiran kerjasama inter-Korea. Kim Yo Jong berkata, jika kerjasama itu diakhiri, maka ketegangan di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara bisa muncul kembali.
Respon lainnya, kata Kim Yo Jong, adalah pembubaran organisasi-organisasi yang selama ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
"Hubungan Inter-Korea yang terus membaik sejak 2018 tidak akan terwujud semudah sebelum-sebelumnya. Kami akan terus memantau, memastikan ada provokasi atau tidak," ujar Kim Yo Jong menegaskan.
Antony J. Blinken. Graeme Jennings/Pool via REUTERS/File Photo
Sebelumnya, diberitakan bahwa Amerika berkali-kali mencoba untuk menghubungi Korea Utara. Hal itu berkaitan dengan rencana Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin melakukan tur Asia bulan ini.
Korea Selatan adalah salah satu negara tujuan mereka dalam tur tersebut. Menurut keterangan dari pemerintah Amerika, kunjungan ke Korea Selatan akan berfokus pada pembahasan kebijakan luar negeri dan kerjasama pertahanan. Dengan adanya dua fokus itu, besar kemungkinan isu Korea Utara juga akan disinggung.
Selama ini, Amerika memandang Korea Utara sebagai ancaman. Terutama, karena Korea Utara terus melanjutkan pengembangan rudal jelajah dan senjata nuklirnya. Oleh karenanya, di masa Presiden Donald Trump, Pemerintah Amerika secara rutin melobi Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi. Upaya lobi tersebut masih gagal.
"Sejauh ini, diskusi antar anggota The Quad (Amerika, Jepang, India, Australia) adalah soal ancaman Cina dan kebijakan luar negeri Korea Utara. Dengan adanya komentar baru dari Kim Yo Jong, isu Korea Utara bakal menjadi topik sentral dalam kunjungan ke Korea Selatan," ujar pakar Korea dari King's College London, Ramon Pacheco Pardo.
Baca juga: Donald Trump Pernah Tawari Kim Jong Un Menumpang Air Force One
ISTMAN MP | REUTERS