Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terbitkan Karikatur Meghan Markle dan Ratu Elizabeth II, Charlie Hebdo Dikritik

image-gnews
Meghan Markle saat tampil dalam wawancara dengan Oprah Winfrey. Meghan yang tengah hamil anak kedua hadir bersama sang suami, Pangeran Harry. YouTube
Meghan Markle saat tampil dalam wawancara dengan Oprah Winfrey. Meghan yang tengah hamil anak kedua hadir bersama sang suami, Pangeran Harry. YouTube
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Majalah satir asal Prancis, Charlie Hebdo, kembali menjadi sasaran kritik. Kali ini gara-gara mereka menerbitkan sampul dengan karikatur Ratu Elizabeth II menindih bagian belakang leher Meghan Markle. Karikatur tersebut dikritik bukan karena hanya menampilkan dua figur Kerajaan Inggris tersebut, tetapi juga karena "memparodikan" pembunuhan George Floyd.

"Kenapa Meghan keluar dari Buckingham? Karena Meghan tidak bisa lagi bernafas," tulis sampul majalah Charlie Hebdo, yang terbit pada Sabtu kemarin, 13 Marey 2021.

George Floyd, sebagaimana diketahui, adalah warga kulit hitam asal Minneapolis, Amerika yang tewas dibunuh oleh personil Kepolisian Setempat. Ketika hendak ditangkap atas dugaan penggunaan uang palsu, personil Kepolisian Minneapolis bernama Derek Chauvin menindih bagian belakang lehernya untuk melumpuhkan George Floyd. Apa yang terjadi selanjutnya adalah Floyd mati kehabisan nafas.

Kematian George Floyd menjadi isu besar di dunia pada tahun lalu. Hal itu membuat isu rasisme terhadap komunitas kulit hitam naik ke permukaan dan mempopulerkan gerakan perjuangan Black Lives Matter. Di berbagai negara, isu tersebut direspon dengan penghapusan berbagai hal yang memiliki rekam jejak perbudakan terhadap warga kulita hitam mulai dari patung hingga nama jalan.

Ini merupakan wawancara pertama di televisi sejak Meghan Markle dan Pangeran Harry bertunangan. Wawancara berdurasi dua jam tersebut memicu perang penawaran di Inggris. Menurut laporan Wall Street Journal, CBS menggelontorkan dana hingga US$ 9 juta atau sekitar Rp 130 miliar demi membeli hak siar utama program tersebut dari Harpo. Harpo Productions/Joe Pugliese/Handout via REUTERS

Di Inggris, isu rasisme lagi hangat dibicarakan karena wawancara Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, dengan Oprah Winfrey. Meghan Markle mengklaim Kerajaan dan Media Inggris telah bersikap rasis kepadanya. Salah satu buktinya, klaim Markle, adalah pembicaraan soal warna kulit anaknya ketika lahir nanti akan seperti apa.

Majalah Charlie Hebdo, dengan gaya satirnya, mencoba mengkaitkan isu rasisme Markle dengan isu rasisme George Floyd. Namun, oleh berbagai pihak, cara Charlie Hebdo mengangkat isu tersebut salah besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ratu Elizabeth II menindih leher Meghan Markle hingga ia tak bisa bernafas? Ini bukannya mengangkat isu rasisme, tetapi malah merendahkannya dan tidak sensitif," ujar Halima Begum, CEO lembaga think tank Runnymede Trust yang khusus bergerak di isu inklusif.

Kerajaan Inggris menolak berkomentar soal karikator terbaru Charlie Hebdo tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh pihak Meghan Markle.

Ini bukan pertama kalinya Charlie Hebdo mengeluarkan sampul yang kontroversial. Di tahun 2015, Charlie Hebdo mengeluarkan sampul yang memparodikan Nabi Muhammad. Hal itu berujung pada pembantaian staf Charlie Hebdo oleh dua teroris, Said dan Cherif Kouachi. Sebanyak 12 orang tewas dan 11 luka-luka akibat aksi teroris tersebut.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Kembali Tampil di Publik Usai Wawancara Meghan Markle

ISTMAN MP | CNN


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

1 hari lalu

Tampak luar Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda, 31 Maret 2021. REUTERS/Piroschka van de Wouw
ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

ICC secara resmi meminta LSM dan institusi lain menggunakan istilah "Negara Palestina" menggantikan istilah "Palestina"


Usman Hamid Sebut Polisi Wajib Usut Ujaran Rasisme, Seksisme dan Misoginis Akun Fufufafa

3 hari lalu

Ilustrasi bareskrim. Foto: Istimewa
Usman Hamid Sebut Polisi Wajib Usut Ujaran Rasisme, Seksisme dan Misoginis Akun Fufufafa

Usman Hamid menyatakan kepolisian punya kewajiban untuk mengusut ujaran rasisme, seksisme dan misoginis yang ditulis akun Fufufafa.


Demi Foto Ikonik Desa Costwolds, Wisatawan Nekat Lompat Pagar

3 hari lalu

Costwold. Inggris. Pixabay/Vicky Morisson
Demi Foto Ikonik Desa Costwolds, Wisatawan Nekat Lompat Pagar

Bibury terkenal sebagai salah satu desa terindah di Costwolds, Inggris


7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

5 hari lalu

Wisatawan berfoto di depan Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Istana Buckingham memiliki 775 ruangan termasuk 52 kamar tidur anggota kerajaan dan tamu, serta 188 kamar tidur untuk para pekerja. Rob Stothard/Getty Images
7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Wisatawan saat Traveling ke Inggris

Tempat yang terlalu ramai dan objek wisata yang tiketnya harus dibeli berbulan-bulan sebelumnya adalah dua hal yang perlu diketahui sebelum ke Inggris


62 Tahun Lalu Peluncuran Debut Single The Beatles Lagu Love Me Do, Begini Liriknya

5 hari lalu

Manajer The Beatles, Brian Epstein (kiri depan) mengamati suasana konser The Beatles di di Shea Stadium, New York, pada tahun 1965. Omega Auctions/telegraph.co.uk
62 Tahun Lalu Peluncuran Debut Single The Beatles Lagu Love Me Do, Begini Liriknya

Love Me Do adalah single perdana band rock Inggris The Beatles, 62 tahun lalu. Berikut liriknya.


Inggris Serukan Israel dan Hizbullah Menahan Diri

10 hari lalu

Gedung yang hancur akibat  serangan udara Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, 29 September 2024. REUTERS/Ali Alloush
Inggris Serukan Israel dan Hizbullah Menahan Diri

Serangan terakhir Israel menewaskan Ketua Hizbullah Hassan Nasrallah dan beberapa komandan Hizbullah lainnya. Inggris minta seluruh pihak tahan diri


Clifftown Telephone Museum, Wisata Unik di Bilik Telepon Terkecil Dunia

13 hari lalu

Clifftown Telephone Museum. Instagram.com/@clifftowntelephonemuseum
Clifftown Telephone Museum, Wisata Unik di Bilik Telepon Terkecil Dunia

Clifftown Telephone Museum di Southend-on-Sea, Essex, Pengunjung dapat menikmati sejarah lokal secara intim dan unik.


Kembali dengan Album Baru, Berikut Profil Band Asal Inggris The Cure

13 hari lalu

Vokalis band The Cure, Robert Smith. REUTERS
Kembali dengan Album Baru, Berikut Profil Band Asal Inggris The Cure

Setelah tertidur panjang selama 16 tahun, akhirnya band asal Inggris, The Cure, bangun kembali dengan kabar bahagia.


Bukan Vakum, Band The Cure Asal Inggris Rilis Singel Baru Bertajuk Alone

14 hari lalu

Vokalis band The Cure, Robert Smith. REUTERS
Bukan Vakum, Band The Cure Asal Inggris Rilis Singel Baru Bertajuk Alone

Album tersebut menjadi rilisan pertama The Cure, asal Inggris dalam kurun waktu 16 tahun dan tanggal rilis resmi yang dijadwalkan pada 1 November 2024


Polisi Inggris Selidiki Serangan Siber Islamofobia di WiFi Stasiun Inggris

14 hari lalu

Peron stasiun London Bridge, Inggris, 27 Juli 2022. REUTERS/Lisi Niesner
Polisi Inggris Selidiki Serangan Siber Islamofobia di WiFi Stasiun Inggris

Penumpang di sejumlah stasiun kereta tersibuk di Inggris terpapar pesan bernada Islamofobia akibat pelanggaran keamanan siber yang mengganggu layanan