TEMPO.CO, Jakarta - World Food Programme atau WFP akan memproduksi sekitar 200 ribu ton gandum untuk Sudan pada tahun ini. Ini adalah tahun kedua Sudan mendapatkan program bantuan untuk menolong negara itu agar tidak kekurangan pangan dan menjaga cadangan mata uang asingnya.
Sistem bantuan ini disetujui WFP pada tahun lalu, di mana Sudan nantinya akan membayar kepada WFP untuk gandum yang diberikan dalam mata uang negara itu (bukan mata uang asing). Cara ini diharapkan bisa membantu Sudan mengurangi dampak kekurangan gandum, di mana hal ini mulai menjadi hal yang umum di Sudan, yang menderita akibat berlarutnya krisis ekonomi.
“Pada 2020, kami melakukan hal ini. Ada sekitar 200 ribu ton gandum (yang dikirim ke Sudan) dan mereka telah meminta kami melakukannya lagi pada tahun ini. Jadi, kami akan mengirimkan sekitar 200 ribu ton ke sana,” kata Marianne Ward Kepala sementara WFP untuk Sudan.
Seorang ibu menggendong anaknya saat mengambil bantuan makanan dari World Food Programme (WFP) di Chiredzi Mupinga, Zimbabwe, 6 Oktober 2015. Anomali cuaca yang disebabkan oleh pemanasan Samudera Pasifik, kemungkinan akan menyebabkan banjir di khatulistiwa Afrika dan kekeringan di Afrika selatan. REUTERS/Philimon Bulawayo
Baca juga: World Food Programme Menangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2020
Dengan sistem bantuan seperti ini, maka Pemerintah Sudan bisa menyimpan cadangan mata uang asing mereka dan saat yang sama WFP juga bisa menjalankan program-program bantuan mereka ke Sudan
Pada bulan lalu, Sudan mendevaluasi mata uangnya. Hal ini bagian dari rencana yang dipantau IMF. Sudan juga sedang mencari bantuan pendanaan dari negara-negara asing untuk membantu Sudah membangun kembali cadangan mata uang asingnya.
Ward menceritakan WFP membeli gandum lewat sebuah tender yang kompetitif di pasar internasional. Gandum tersebut lalu dikirim ke sejumlah silos di Pelabuhan Sudan untuk selanjutnya diproses oleh para penggiling lokal. Sudan memproduksi sekitar 2 juta ton gandum per tahun.
Sumber: Reuters