TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, turun tangan merespon laporan vaksin COVID-19 AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Dikutip dari Channel News Asia, WHO meminta negara-negara penerima vaksin AstraZeneca untuk tidak menghentikan penggunaannya karena belum bukti apakah vaksin tersebut benar-benar menimbulkan pembekuan darah.
"AstraZeneca adalah vaksin yang bagus sebagaimana dengan vaksin-vaksin COVID-19 lainnya yang digunakan sekarang," ujar juru bicara WHO Margaret Harris, Jumat, 12 Maret 2021.
Diberitakan sebelumnya, beberapa negara memutuskan untuk menunda atau menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Hal itu dipicu laporan dari Denmark, Norwgia, dan Islandia yang menyatakan ada kasus pembekuan darah pasca vaksinasi dengan produk AstraZeneca.
Adapun dalam kasus Denmark, seorang perempuan berusia 60 tahun sampai meninggal karenanya pembekuan tersebut. Oleh karenanya, Denmark memutuskan untuk menunda penggunaa vaksin COVID-19 AstraZeneca selama dua pekan untuk menemukan penyebabnya.
Negara yang paling baru menyusul langkah Denmark cs adalah Thailand. Pemerintah Thailand, Jumat kemarin, menyatakan agenda vaksinasi untuk PM Prayuth Chan-o-cha dan menteri-menterinya ditunda karena mereka akan menggunakan produk AstraZeneca.
Hingga berita ini ditulis, belum ada petunjuk baru soal apa penyebab pembekuan darah itu, apakah benar vaksin AstraZeneca atau tidak. Margaret Harris berkata, WHO tengah mengecek data-data keamanan vaksin AstraZeneca dan sejauh ini belum ada bukti keterkaitan antara vaksin dan pembekuan darah.
"Kami mengecek data kematian juga dan tidak ada kematian, per hari ini, yang terbukti karena vaksin....Ya, kita sebaiknya lanjut menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca," ujar Harris menegaskan.
Baca juga: PM Thailand Tunda Agenda Disuntik Vaksin COVID-19 AstraZeneca
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA