TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha menunda agendanya untuk disuntik dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca Jumat ini, 12 Maret 2021. Hal tersebut menyusul kabar sejumlah warga Eropa mengalami pembekuan darah usai menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Tidak hanya Praytuh Chan-o-cha, para menteri-menteri di kabinetnya pun juga menunda agenda vaksinasi mereka. Belum diketahui kapan jadinya mereka akan menjalani vaksinasi dan vaksin COVID-19 apa yang akan mereka terima nantinya.
"Vaksinasi kami tunda dulu setelah mendapati Denmark, Norwegia, dan Islandia menahan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca," ujar pernyataan pers Kementerian Kesehatan Thailand, dikutip dari Channel News Asia.
Pakar virologi Thailand, Yong Poonvorawan, menyatakan pihaknya tengah menginvestigasi keterkaitan antara pembekuan darah dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Ia berkata, ada beberapa faktor yang harus ditelusuri mulai dari efek samping dari vaksin COVID-19 AstraZeneca hingga di mana lokasi produksi vaksin yang digunakan Denmark, Norwegia, dan Islandia.
Thailand, kata Poonvorawan, berencana menggunakan batch vaksin COVID-19 AstraZeneca dari wilayah lain dan yang diproduksi secara lokal. Jika ternyata kasus di ketiga negara Skandinavia tersebut spesifik ke vaksin yang diproduksi di sana, maka Thailand tinggal memastikan tidak ada yang divaksin menggunakan batch Eropa.
Menurut keterangan dari Channel News Asia, PM Prayuth Chan-o-cha dan para menterinya sejatinya akan disuntik dengan batch vaksin COVID-19 AstraZeneca dari luar Thailand. Sebab, pekan lalu, mereka telah menerima 117.300 dosis vaksin AstraZeneca.
Vaksin COVID-19 AstraZeneca yang diproduksi secara lokal oleh Thailand belum siap hingga sekarang. Estimasinya, vaksin baru akan siap paling lamban Juni nanti. Jika Prayuth Chan-o-cha dan menteri di kabinetnya memilih vaksin AstraZeneca, maka mereka harus menunggu kepastian vaksin AstraZeneca aman.
Apabila PM Praytuh Chan-o-cha dan menterinya ingin divaksin sesegera mungkin, maka ada alternatif berupa vaksin COVID-19 Sinovac. Pekan lalu, Thailand sudah memulai vaksinasi COVID-19 secara terbatas dengan produk Sinovac.
"Meski kualitas dari AstraZeneca bagus, sejumlah negara telah mengajukan penundaan. Kami memutuskan untuk melakukan hal yang sama," ujar penasihat administrasi Prayuth Chan-o-cha, Piyasakol Sakolsatayadorn.
Per berita ini ditulis, Thailand telah mencatat 26.679 kasus dan 85 kematian akibat COVID-19. Dalam 24 jam terakhir, kasus di sana bertambah 81 orang. Vaksinasi COVID-19, baik dengan produk AstraZeneca atau tidak, diharapkan bisa menekan angka pertumbuhannya.
Baca juga: Kesal Ditanyai Soal Reshuffle, PM Thailand Semprot Wartawan dengan Disinfektan
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA