Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Larangan Menyanyi Siswi Sekolah Mengancam Hak Perempuan Afganistan

image-gnews
Sejumlah gadis Afganistan berseragam pulang sekolah di tahun 1960. Pada masa itu, baik perempuan dan lelaki diperbolehkan menempuh pendidikan hingga ke bangku kuliah. Dailymail.co.uk/Dr Bill Podlich
Sejumlah gadis Afganistan berseragam pulang sekolah di tahun 1960. Pada masa itu, baik perempuan dan lelaki diperbolehkan menempuh pendidikan hingga ke bangku kuliah. Dailymail.co.uk/Dr Bill Podlich
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris dan Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afganistan (AIHRC) mengecam keputusan kementerian pendidikan Afganistan yang melarang siswi sekolah usia 12 tahun ke atas menyanyi di depan umum.

Dekrit Kementerian Pendidikan Afganistan ini tertera dalam sebuah surat yang bocor ke media pada hari Rabu, menurut laporan Al Jazeera, yang berisi siswa perempuan di atas usia 12 tahun tidak akan lagi diizinkan untuk bernyanyi dalam upacara publik kecuali jika acara tersebut semuanya dihadiri perempuan. Kementerian juga memutuskan siswa perempuan tidak akan diajar oleh guru musik laki-laki.

Najiba Arian, juru bicara Kementerian Pendidikan Afganistan, membenarkan larangan kepada media Afganistan, TOLONews, dengan mengatakan keputusan itu berlaku untuk semua 34 provinsi Afganistan.

"Keputusan tersebut diambil setelah adanya keluhan dari keluarga atas beban belajar yang tinggi di pundak para siswa di sekolah menengah dan sekolah menengah atas," kata Arian.

Namun, kementerian tidak menjelaskan mengapa larangan tersebut hanya berlaku untuk anak perempuan atau mengapa acara yang semua perempuan dikecualikan.

"Semua anak laki-laki dan perempuan dapat menggunakan hak mereka secara setara dan bebas di dalam hukum," kata AIHRC dalam pernyataan hari Rabu, dikutip dari TOLONews, 12 Maret 2021.

Baca juga: Afghanistan Larang Siswi Berusia di Atas 12 Tahun Menyanyi di Acara Publik

AIHRC mengatakan setiap pembatasan pada hak dan kebebasan anak bertentangan dengan prinsip umum hak asasi manusia, konvensi tentang hak-hak anak dan hukum nasional Afganistan, khususnya konstitusi dan hukum tentang perlindungan hak-hak anak.

"Diharapkan setiap keputusan Kementerian Pendidikan yang menolak mengizinkan anak untuk berpartisipasi dalam pertemuan dan program publik, untuk merayakan dan menyambut dalam rangka mendukung prinsip kebebasan, kesetaraan dan perlindungan untuk kepentingan tertinggi anak dan tidak mempromosikan diskriminasi gender," tegas AIHRC.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara pemerintah Inggris mengatakan sedang menyelidiki apakah pemerintah Afganistan telah melarang anak perempuan bernyanyi di sekolah yang didanai oleh yayasan dan badan amal Inggris.

Inggris telah menggelontorkan puluhan juta poundsterling untuk pendidikan dan gaji pegawai pemerintah Afganistan dalam dua puluh tahun terakhir, dan telah membantu 300.000 anak perempuan agar bisa bersekolah dalam enam tahun terakhir.

"Kami segera mencari klarifikasi dari Kementerian Pendidikan Afganistan mengenai laporan ini, dan implikasi potensial untuk pekerjaan pendidikan yang didanai Inggris," kata juru bicara Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Luar Negeri, dilaporkan The Telegraph.

Larangan bernyanyi datang di tengah ketakutan di antara banyak perempuan Afganistan yang takut kebebasan mereka bisa hilang dalam penyelesaian damai dengan Taliban.

Reuters melaporkan hak-hak perempuan telah meningkat secara dramatis di Afganistan sejak Taliban digulingkan pada 2001, dengan miliaran dolar AS dikucurkan ke negara itu untuk membantu menciptakan masyarakat yang lebih terbuka dan setara.

Langkah Kementerian Pendidikan Afganistan telah memicu kekhawatiran bahwa dengan upaya Taliban untuk kembali ke kekuasaan formal, elemen masyarakat konservatif akan berani menuntut agar perempuan tetap di rumah.

TOLO NEWS | AL JAZEERA | THE TELEGRAPH | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 jam lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

21 jam lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

1 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

28 hari lalu

Hanko, Finlandia. Unsplash.com/Hayffield L
Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

Finlandia langganan jadi negara paling bahagia di dunia. Lantas, apa kuncinya?


Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

33 hari lalu

Tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur, Suradi (20) bersama pasangannya dan keluarga berdoa usai prosesi pernikahan di kantor Satreskrim Polres Malang, Jawa Timur, Kamis 12 Maret 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

UNFPA Indonesia berharap isu kehamilan di kalangan remaja dan pernikahan anak menjadi priortias Pemerintah karena dampaknya ke kesetaraan gender


KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

36 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.


Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

46 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.


Hari Perempuan Internasional, Intip Kisah Vanda Monica yang Dapat Cuan dari Bisnis Alat Pancing

46 hari lalu

Vanda Monica, Pemilik Toko Mancing_StellaProducts Official dan City Leader di Lazada Club Malang/Lazada
Hari Perempuan Internasional, Intip Kisah Vanda Monica yang Dapat Cuan dari Bisnis Alat Pancing

Rayakan Hari Perempuan Internasional 2024, simak kisah salah satu pengusaha alat pancing yang berhasil mendapat cuan dari bisnisnya.


International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

46 hari lalu

Salah satu turunan tuntutan utama aksi International Women's Day Jogja 2024 berupa akses pendampingan bagi korban kekerasan difabel, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"


Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

49 hari lalu

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi memeriksa sebuah bangunan saat mencari militan ISIS saat bentrokan di luar penjara di Hasaka, Suriah 22 Januari 2022. Militan ISIS meledakkan bom mobil di dekat gerbang penjara yang membantu puluhan narapidana melarikan diri ke distrik Ghweiran al-Hasaka. North Press Agency Digital/Handout via REUTERS
Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah