TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Jumat mencabut semua pembatasan kota terbesar Selandia Baru, Auckland, setelah tidak ditemukan kasus baru virus corona yang ditularkan secara lokal selama dua minggu.
Jacinda Ardern memberlakukan lockdown tujuh hari di kota berpenduduk 1,7 juta itu setelah sekelompok kasus terdeteksi di dalam negeri.
Lockdown telah dilonggarkan awal Maret tetapi beberapa pembatasan sosial dipertahankan, termasuk batasan pada pertemuan publik besar di bawah tingkat waspada level 2.
Semua dari 15 kasus dari cluster Februari berada di karantina atau telah pulih, kata Ardern, Radio NZ melaporkan.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berpartisipasi dalam debat yang disiarkan televisi dengan pemimpin Partai Nasional Judith Collins di TVNZ di Auckland, Selandia Baru, 22 September 2020. [Fiona Goodall / Pool via REUTERS]
Ardern mengatakan Auckland sekarang akan bergabung dengan kota-kota lain di seluruh Selandia Baru di tingkat siaga 1, yang tidak menerapkan batasan pada pertemuan atau aktivitas.
"Saya tahu semua orang di Auckland akan menantikan akhir pekan dengan lebih sedikit batasan," kata Ardern pada konferensi pers, dikutip dari Reuters, 12 Maret 2021.
Baca juga: KTT APEC 2021 Selandia Baru Dorong Penghapusan Tarif Impor pada Vaksin Covid-19
Selandia Baru telah dipuji karena berhasil mencegah penyebaran virus corona dalam negeri dengan tindakan kesehatan masyarakat yang cepat, dikombinasikan dengan pelacakan kontak yang agresif, penutupan perbatasan, dan karantina wajib bagi para pelancong.
Sejauh ini Selandia Baru hanya memiliki sekitar 2.000 kasus Covid-19 aktif dan 26 kematian terkait dengan virus corona.
Selandia Baru mulai meluncurkan vaksin corona secara nasional bulan lalu, dengan target vaksinasi seluruh populasinya pada akhir tahun ini.
REUTERS | RADIO NZ