Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Hong Kong Dukung Cina Ubah Sistem Elektoral jadi Pro Loyalis

image-gnews
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menerima dosis vaksin Covid-19 Sinovac Biotech di pusat vaksinasi komunitas di Hong Kong, Cina 22 Februari 2021. [REUTERS / Tyrone Siu]
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menerima dosis vaksin Covid-19 Sinovac Biotech di pusat vaksinasi komunitas di Hong Kong, Cina 22 Februari 2021. [REUTERS / Tyrone Siu]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pemerintahan Hong Kong, Carrie Lam, mendukung rencana Cina mengubah sistem elektoral Hong Kong agar lebih pro-loyalis. Menurut Carrie Lam, langkah tersebut bukan untuk menekan oposisi, tetapi untuk menjamin stabilitas pemerintah di Hong Kong.

"Perubahan itu untuk meningkatkan sistem elektoral di Hong Kong, bukannya untuk condong ke salah satu pihak. Perubahan itu hanya untuk memastikan siapapun yang memimpin Hong Kong itu 'Patriot'," ujar Carrie Lam, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 8 Maret 2021.

Diberitakan sebelumnya, Parlemen Cina tengah membahas rancangan perubahan sistem elektoral Hong Kong. Tujuan, agar mereka yang loyalis Beijing, disebut Patriot, lebih memiliki kesempatan untuk mengisi pos-pos pemerintahan di Hong Kong. Harapannya, dengan begitu, berbagai perlawanan seperti yang terjadi sekarang bisa ditekan.

Sebagaimana diketahui, Hong Kong dalam situasi krisis beberapa tahun terakhir. Para aktivis pro-demokrasi secara aktif menggelar demonstrasi anti-pemerintah untuk memulihkan demokrasi di sana. Puncaknya adalah ketika Parlemen Cina mengesahkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.

Pemerintah Cina mengklaim UU Keamanan Nasional dibuat untuk melindungi konstitusi Hong Kong dari berbagai ancaman, mulai dari intervensi asing, kudeta, hingga terorisme. Kenyataannya, regulasi itu malah dipakai untuk membungkan kelompok-kelompok pro-demokrasi.

Perubahan sistem elektoral Hong Kong akan menjadi pukulan berikutnya untuk kelompok pro demokrasi. Dengan perubahan itu, maka kelompok pro demokrasi berpotensi lebih sulit masuk ke pos pemerintahan atau Parlemen Hong Kong.

Saat ini, 50 persen kursi di Parlemen Hong Kong dipilih melalui sistem pemilihan langsung. Biasanya, politisi pro-demokrasi memiliki capaian yang lebih baik dibanding loyalis Beijing. Hal itu didukung prinsip hak pilih universal (Universal Suffrage) yang memunkinkan warga untuk menentukan sendiri siapa wakilnya di pemerintahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut kabar yang beredar, perubahan sistem elektoral tersebut akan disahkan pada Kamis ini. Jika benar, maka Pemerintah Hong Kong berpotensi menundang Pemilu Legislatif lagi agar sistem elektoral yang baru bisa digunakan. Carrie Lam sudah mensinyalkan hal tersebut.

"Kami tidak bisa menyatakan apakah pemilu legislatif yang dijadwalkan September ini bisa terlaksana sesuai rencana," ujar Carrie Lam, menambahkan bahwa prioritas akan diberikan segala perubahan sistem elektoral.

Ditanyai bagaimana dirinya akan memperkenalkan sistem baru itu jika disahkan, Carrie Lam menjanjikan kampanye soal hal tersebut. Carrie Lam juga mengatakan, perubahan sistem elektoral di Hong Kong tidak membutuhkan masukan rakyat.

"Saya rasa tidak perlu ada konsultasi dengan publik soal perubahan sistem elektroal karena situasi darurat dan perubahan juga dilakukan oleh pemerintah pusat," ujar Carrie Lam soal perubahan sistem elektoral Hong Kong.

Baca juga: Cina: Sistem Elektoral Hong Kong Perlu Diubah untuk Masa Depan Cerah

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

5 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

9 hari lalu

Truong My Lan. Istimewa
Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.


Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

11 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah kecelakaan bus tingkat dua di Hong Kong, 10 Februari 2018. Sebanyak 65 penumpang lainnya terluka, dan 33 lainnya dirawat di rumah sakit. AP
Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

Perwakilan keluarga dua WNI yang tewas dalam kebakaran apartemen di Distrik Kowloon telah tiba di Hong Kong untuk mengurus pemulangan jenazah.


Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

13 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

KJRI Hong Kong mengonfirmasi adanya dua WNI yang meninggal dunia akibat kebakaran gedung apartemen di Distrik Kowloon, Hong Kong


Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

15 hari lalu

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kanan) tersenyum saat memasuki kamar di Hotel Shangri-la tempat mereka akan bertemu, di Singapura 7 November 2015. REUTERS/Joseph Nair
Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan


Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

15 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. shutterstock
Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

Sebuah gedung tempat tinggal kebakaran hingga membuat jalan di sekitar area gedung ditutuo sementara.


Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

22 hari lalu

Presiden terpilih Indonesia dan Menteri Pertahanan saat ini, Prabowo Subianto, kiri, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, melakukan pertemuan di kantor perdana menteri, di Tokyo, Jepang, Rabu, 3 April 2024. Eugene Hoshiko/Pool melalui REUTERS
Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengatakan kepada PM Jepang Fumio Kishida bahwa dia menginginkan keamanan dan kerja sama lebih dalam


Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

23 hari lalu

Leslie Cheung. last.fm
Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

Film Leslie Cheung, aktor Hong Kong, yang berjudul Farewell My Concubine pada tahun 1993 meraih penghargaan Palme D'Or di Festival Cannes


5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

27 hari lalu

Jamia Mosque Hong Kong (Hong Kong Tourism Board)
5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

Masjid tertua di Hong Kong dibangun pada 1840-an dan kini termasuk salah satu bangunan bersejarah grade 1.