TEMPO.CO, - Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Burgener, mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak untuk menghentikan konflik di negeri itu. Pasalnya polisi dan militer di sana terus menembaki demonstran penentang kudeta.
"Berapa banyak lagi (korban) yang bisa kita biarkan," katanya dikutip dari Reuters, Sabtu,6 Maret 2021.
Menurut Burgener, situasi di Myanmar kini sedang bergerak menuju "krisis kemanusiaan yang akut".
Penembakan terhadap para pengunjuk rasa kembali terjadi pada Jumat kemarin di kota Mandalay. Satu orang dilaporkan tewas
Sementara ity, seorang pejabat dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dikabarkan ditikam sampai mati bersama dengan keponakannya yang berusia 17 tahun dalam serangan massa di wilayah Magwe tengah.
Myanmar Now mengutip putra pejabat tersebut, yang selamat dari serangan itu, dan mengatakan 25 pendukung Partai Solidaritas dan Pembangunan yang didukung militer menusuk mereka dengan pisau.
Partai tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Di kota utama Yangon, polisi menembakkan peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstrasi yang diikuti oleh sekitar 100 dokter berjas putih.
Massa juga berkumpul di Pathein, sebelah barat Yangon, dan di pusat Myingyan, tempat puluhan wanita bertopi jerami mengangkat tanda-tanda yang menyerukan pembebasan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi.
Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar.
Baca juga: Demonstran Myanmar Pemberani itu Bernama Angel
Sumber: REUTERS