TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Nigeri menyita 17 ton resin ganja senilai USD 37 miliar atau Rp 513 triliun. Resin ganja itu hendak dikirimkan lewat laut dari Lebanon menuju Libya.
Narkoba tersebut lalu singgah di pelabuhan Lome di Togolese sebelum akhirnya dikirim lewat truk ke Ibu Kota Niamey, Nigerien. Penggerebekan terhadap barang haram tersebut dilakukan 2 Maret 2021 di Kota Niamey.
Baca juga: Bandar Pemilik 115 Kilogram Ganja Ditangkap di Sumatera Utara
Para pengedar narkoba dalam penggerebekan mengaku telah berencana mengirimkan resin ganja tersebut menggunakan beberapa truk ke Libya melalui kota padang pasir Agadez. Wilayah Agadez sudah lama dikenal sebagai tempat transaksi barang-barang selundupan dan imigran yang ingin melintasi padang Sahara.
Adili Toro, Juru bicara badan anti-narkoba negara-negara Afrika barat mengatakan temuan ini adalah penyitaan terbesar dalam sejarah Niger dan pengiriman narkoba pertama yang berasal dari Libanon.
Kepolisian telah menahan 11 warga negara Niger dan dua warga negara Aljazair, yang sedang di Niamey dan Agadez.
Niger, negara yang terletak di kawasan bibir pantai atlantik Afrika barat, sudah sering dijadikan tempat pemberhentian bagi pengedar narkoba, termask kokain dan ganja yang berasal dari Amerika Selatan dan wilayah lain yang hendak ke Afrika Utara dan Eropa.
Sebelumnya penyitaan ganja ini dibuka ke publik, pada Februari 2021, Kepolisian Pantai Gading menyita lebih dari 1 ton kokain di Ibu Kota Abidjan.
Sumber: Reuters