TEMPO.CO, Jakarta - Seorang demonstran Myanmar ditembak di bagian leher oleh aparat keamanan di Mandalay, menyusul kekerasan junta militer terhadap penentang kudeta.
Seorang pria pembuat furnitur berusia 20 tahun, Zaw Myo, ditembak polisi dan tentara saat demonstrasi massal yang melibatkan puluhan ribu orang di persimpangan jalan ke-114 dan ke-49, menurut laporan Myanmar Now, 5 Maret 2021.
Saksi mata mengatakan sebelum Zaw Myo ditembak, dia telah mengibarkan bendera untuk memberi isyarat gerakan pasukan keamanan, untuk memperingatkan para pengunjuk rasa.
Polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan kerumunan, dan satu orang ditembak di tenggorokan, kata saksi mata, mengatakan kepada Reuters.
"Saya pikir dia berusia sekitar 25 tahun, tetapi kami masih menunggu anggota keluarga," kata seorang dokter yang memeriksa korban, Reuters melaporkan.
Demonstrasi massal hari Jumat di Mandalay dipimpin oleh para insinyur yang mengenakan helm konstruksi sebagai pelindung.
Tentara dan polisi Myanmar juga menembakkan senjata dan ketapel ke rumah-rumah saat mencari pengunjuk rasa. Saksi mata mengatakan pasukan keamanan menggerebek sebuah rumah dan merusak sebuah mobil di dalam kompleks rumah tersebut. Sejumlah orang dilaporkan terluka dalam serangan itu, Myanmar Now melaporkan.
Asap mengepul dari benda-benda yang terbakar selama protes di Yangon, Myanmar, 4 Maret 2021, dalam gambar diam yang diambil dari sebuah video. [Facebook Bangkoksighseeing / melalui REUTERS]
Di kota utama Yangon, polisi Myanmar menembakkan peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan pengunjuk rasa yang telah diikuti oleh sekitar 100 dokter berjas putih, kata saksi mata Reuters.
Kerumunan juga berkumpul di kota Pathein, di sebelah barat Yangon, kata seorang saksi mata.
Baca juga: Menolak Perintah Atasan Tembak Demonstran, 19 Polisi Myanmar Kabur ke India
Aparat kemanan Myanmar semakin bertindak brutal dengan menembak para demonstran menggunakan peluru tajam. Sebelumnya seorang demonstran perempuan bernama Angel, juga dikenal sebagai Kyal Sin, tewas oleh tembakan di kepala saat demonstrasi di Mandalay.
Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pembunuhan tersebut.
PBB mengatakan 38 orang tewas pada protes hari Rabu, menjadikannya protes paling berdarah sejak rakyat Myanmar menggelar demonstrasi menolak kudeta militer.
MYANMAR NOW | REUTERS