Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika Cegah Militer Myanmar Kosongkan Rekening Berisi 1 Miliar Dollar

image-gnews
Nama Min Aung Hlaing mulai terkenal pada 2009 ketika memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar di daerah Kokang. Peristiwa ini memaksa sekitar 37 ribu penduduk etnis Kokang untuk mengungsi ke Cina. REUTERS/Soe Zeya Tun
Nama Min Aung Hlaing mulai terkenal pada 2009 ketika memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar di daerah Kokang. Peristiwa ini memaksa sekitar 37 ribu penduduk etnis Kokang untuk mengungsi ke Cina. REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar ternyata sempat mencoba mengosongkan rekening berisi US$1 Miliar (Rp14,3 triliun) di Amerika. Dilaporkan oleh kantor berita Reuters, Militer Myanmar mencoba mengosongkan rekeningnya pada 4 Februari lalu atau tiga hari setelah kudeta dimulai. Untungnya, pemerintah Amerika berhasil mencegah pengosongan tersebut atas perintah Presiden Joe Biden.

Menurut tiga pejabat pemerintah Amerika, yang enggan disebutkan namanya, upaya pengosongan tersebut dilakukan junta militer lewat Bank Sentral Myanmar. Ketika Federal Reserve mengetahui adanya upaya transaksi itu, kata mereka, The Fed langsung mengulurnya untuk melapor ke Joe Biden dan meminta arahan.

"The Fed melakukan pemblokiran begitu Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif blokir hingga waktu yang belum ditentukan," ujar salah satu sumber, dikutip dari Reuters, Jumat, 5 Maret 2021.

Sumber lainnya menjelaskan, mengulur transkasi Myanmar relatif mudah karena mereka sudah berada dalam pantauan Amerika. Sejak tahun lalu, kata ia, Myanmar masuk dalam daftar abu-abu Amerika karena diduga melakukan pencucian uang. Kekhawatiran Amerika, transaksi yang terjadi akan berkaitan dengan aktivitas-aktivitas ilegal.

Dengan masuknya Myanmar ke daftar abu-abu, segala transaksi oleh pemerintah setempat mendapat pengawasan dan pemeriksaan yang lebih ketat. Kebetulan, saat itu, Militer Myanmar baru saja melakukan kudeta dan mengganti kepala Bank Sentral-nya yang semakin memperkuat alasan kehati-hatian The Fed.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah memulai keudeta, Militer Myanmar memecat seluruh pejabat pemerintahan untuk kemudian mereka ganti dengan orang-orang pilihannya. Bank Sentral adalah salah satu pos yang mereka ganti pemimpinnya. Bahkan, Gubernur Bank Sentral sebelumnya, Bo Bo Nge, mereka tangkap.

"Ketika dirasa perlu, bagian legal dari Bank Sentral dan Layanan Akun Internasional (bagian dari The Fed) bisa berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk meminta arahan soal situasi terbaru (dari pemilik akun) dan apa dampaknya," ujar sumber terkait.

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Federal Reserve di New York menolak berkomentar soal kabar pengosongan rekening Militer Myanmar tersebut. Sikap senada juga ditunjukkan oleh Kementerian Keuangan Amerika. Militer Myanmar apalagi, mereka relatif tertutup sejak menerima sanksi dari Amerika.

Adapun Presiden Joe Biden, pada 10 Februari 2021, sempat menyinggung hal itu. Saat itu, ia menyatakan bahwa Amerika akan mencegah Militer Myanmar secara ilegal mengambil uang senilai US$1 miliar di Amerika. Ia menyebutnya sebagai uang Pemerintah Myanmar. Sehari sesudahnya, Joe Biden memerintahkan pembekuan seluruh aset junta militer Myanmar.

Per berita ini ditulis, Amerika sudah menjatuhkan berbagai hukuman atau sanksi ke Myanmar. Beberapa di antaranya secara spesifik menyasar figur-figur Militer Myanmar. Adapun sanksi terbaru adalah pemblokiran aktivitas dagang Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan dua konglomerasi Militer Myanmar.

Sanksi terbaru itu sebagai respon atas pembantaian yang terjadi di Myanmar akhir-akhir ini. Menurut laporan Kantor HAM PBB, Militer Myanmar sudah membunuh 54 orang dan menangkap lebih dari 1700 orang selama kudeta berlangsung.

Baca juga: Respon Pembantaian, Amerika Blokir Aktivitas Dagang Myanmar

ISTMAN MP | REUTERS


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

14 jam lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

16 jam lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 jam lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

1 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

Kurs rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.179 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis, 18 April 2024.


Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?


Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

1 hari lalu

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini ke 16.170 per Dolar AS, Apa Saja Penyebabnya?

Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan fluktuatif dan ditutup menguat ke level Rp 16.170 per dolar AS.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

1 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani


Joe Biden Membela Israel, Janjikan G7 akan Bertindak terhadap Serangan Iran

5 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023. Miriam Alster/Pool via REUTERS
Joe Biden Membela Israel, Janjikan G7 akan Bertindak terhadap Serangan Iran

Joe Biden mengecam serangan Iran terhadap Israel dan menjanjikan dukungan G7 bagi sekutunya.