TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur New York, Andrew Cuomo, menjadi sorotan dalam dugaan kasus pelecahan seksual di pemerintahan New York. Beberapa pekan terakhir, sejumlah perempuan menuduhnya telah melecehkan mereka. Beberapa di antaranya mengklaim pernah bekerja untuk Cuomo sebelum keluar karena perlakuan yang diterima.
Menanggapi tuduhan tersebut, Andrew Cuomo mengaku tertekan dan malu. Ia membantah telah melakukan pelecehan seksual terhadap siapapun. Namun, sebagai bentuk kooperatif, ia mempersilahkan dirinya diperiksa atas tuduhan terkait. Dan, Cuomo menegaskan, dirinya tidak akan mundur dari posnya meski ada desakan untuk itu.
"Saya tidak akan mundur. Saya meminta maaf dan saya bersedia untuk kooperatif sepenuhnya terhadap proses investigasi," ujar Cuomo, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Kamis, 4 Maret 2021.
Selama pandemi COVID-19 menyerang Amerika, Cuomo menjadi salah satu sosok yang dipuji berbagai pihak. Ia dipandang publik berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 di New York. Selain itu, ia juga dianggap menyakinkan ketika memberikan update harian soal pandemi COVID-19, kontras dengan gaya mantan Presiden Donald Trump.
Seorang pengendara sepeda melintasi Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 September 2020. Per tanggal 30 September 2020, Indonesia mencatat 287.008 kasus, dengan jumlah pasien sembuh 214.947, dan meninggal 10.740. (Xinhua/Wang Ying)
Namun, tahun ini, sorotan berpindah ke kehidupan personalnya. Pemicunya adalah tuduhan pelecahan seksual yang dilayangkan kedua mantan stafnya. Mereka adalah Lindsey Boylan dan Charlotte Bennett.
Setelah keduanya, tak lama kemudian, datang tuduhan ketiga dari perempuan bernama Anna Ruch. Ruch berkata, Cuomo bertindak tak pantas ketika keduanya bertemu di sebuah pernikahan. Dalam tuduhannya, Ruch menyertakan foto Cuomo menyentuh wajahnya.
Cuomo membenarkan dirinya mengenal Boylan maupun Bennett. Namun, ia tidak begitu mengenal Ruch. Perihal tuduhan ketiganya, Cuomo kembali meminta maaf jika dirinya telah membuat mereka tak nyaman. Cuomo mengklaim dirinya tidak memiliki niatan buruk.
"Saya tidak tahu kalau saat itu saya membuatnya tidak nyaman. Namun, saya tahu, apapun niat saya saat itu, jelas ada seseorang yang merasa tidak nyaman. Oleh karenanya, saya sungguh-sungguh meminta maaf," ujar Cuomo.
Merespon pernyataan Cuomo yang tidak menyadari telah membuat perempuan tidak nyaman dengannya, Boylan menganggapnya sebagai tanda Cuomo tak pantas menjadi gubernur.
How can New Yorkers trust you @NYGovCuomo to lead our state if you “don’t know” when you’ve been inappropriate with your own staff?
— Lindsey Boylan (@LindseyBoylan) March 3, 2021
"Bagaimana warga New York bisa mempercayai kualitas kepemimpinannya jika ia sendiri tidak sadar telah berbuat tidak pantas kepada stafnya," ujar Lindsey Boylan via Tweet.
Jaksa Agung New York, Letitia James, memastikan investigasi pelecehan seksual akan dilakukan terhadap Andrew Cuomo. Adapun investigasi akan dipimpin oleh penyelidik independen.
Di luar kasus pelecehan seksual, Cuomo juga disorot soal penanganan kasus COVID-19 di panti perawatan. Ia dituduh oposisi dengan sengaja mengubah hasil perhitungan kasus COVID-19 di sana Investigasi soal itu juga sedang berlangsung.
Dengan dua tuduhan yang ada, desakan agar Cuomo mundur kian kuat. Di dalam Partai Demokrat, ada 25 pejabat yang memintanya mundur. Wali Kota New York, Mayor Bill de Blasio, yang kerap berdebat dengan Cuomo, juga memintanya untuk mundur jika terbukti bersalah.
"Jika tuduhan-tuduhan itu benar dan terbukti, maka Andrew Cuomo tak lagi pantas memimpin New York," ujar de Blasio yang dianggap Cuomo memiliki niatan politis di balik ucapannya.
Baca juga: Joe Biden Sebut Pelonggaran Pembatasan Sosial COVID-19 di Texas Kesalahan Besar
ISTMAN MP | AL JAZEERA