TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah restoran di Turki mulai buka kembali dan banyak murid sudah kembali ke bersekolah tatap muka pada Selasa, 2 Maret 2021. Keputusan Pemerintah Turki itu sayangnya menimbulkan kekhawatiran di kalangan tenaga kesehatan.
Langkah itu diambil setelah Pemerintah Turki mengumumkan pelonggaran aturan yang diberlakukan untuk menekan penyebaran Covid-19. Pada Senin sore, 1 Maret 2021, Presiden Turki Tayyip Erdogan mencabut lockdown yang diberlakukan saban akhir pekan.
Namun aturan ini hanya berlaku di kota-kota angka positif Covid-19-nya rendah atau medium. Menurut Erdogan, pihaknya melakukan normalisasi yang terkendali karena lockdown pada akhir pekan juga bisa lebih berisiko.
Sejumlah warga terlihat mengunjungi pasar di distrik Eminonu, Istanbul, Turki, saat wabah virus Corona masih terjadi. Reuters
Pada akhir tahun lalu, pemilik café dan restoran lebih mengutamakan pelayanan pesan antar. Sekarang ini, mereka mendorong agar bisa diizinkan lagi melayani pembeli yang ingin makan di tempat mengingat revenue mereka anjlok sampai 65 persen.
Baca juga: Erdogan Akan Buka Turki Secara Bertahap ke Kehidupan Normal Mulai 1 Maret
Para pemilik restoran dan café juga meminta agar diberi kelonggaran pembayaran utang, pajak dan mendapat bantuan sosial
“Kami selama ini (sebelum pandemic Covid-19) bisa melayani 4 ribu – 5 ribu orang per minggu, namun sekarang kami hanya bisa melayani 500 orang,” kata Yusuf Kaptanoglu, pemilik sebuah restoran di Kota Istanbul, Turki.
Dia mengatakan pengusaha sepertinya tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, termasuk pinjaman.
Di Turki, angka positif Covid-19 masih naik, di mana pada Senin, 1 Maret 2021 ada 9.891 kasus infeksi virus corona. Jumlah itu naik dibanding sehari sebelumnya sebanyak 8.424 kasus. Sedangkan pada akhir Januari 2021, ada sekitar 6 ribu kasus positif Covid-19.
“Jumlah penularan virus corona masih naik. Kami belum melihat kondisi bisa kembali ke kehidupan normal,” kata Asosiasi Tenaga Kesehatan Turki. Dalam akun Twitternya, Asosiasi Tenaga Kesehatan Turki menekankan kepentingan tidak harus didahulukan dari pada kehidupan manusia dan ilmu pengetahuan.
Sumber: Reuters